EkonomiBeritaNasionalPeristiwaUmum

Trump Umumkan Gencatan Senjata, Dolar Ambruk, Rupiah Menguat

BIMATA.ID, Jakarta – Nilai tukar rupiah menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini. Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka menguat sebesar 0,58% di posisi Rp16.250 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp16.345.

Penguatan rupiah terjadi setelah Gubernur The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga AS belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Hal ini disampaikan saat rapat dengan Komite Jasa Keuangan DPR AS pada Selasa (24/6/2025).

Baca Juga: Presiden Prabowo Bahas Penguatan Sinergi Pemerintah dan PBNU di Istana Merdeka

Selain itu, pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Iran oleh Presiden Donald Trump turut mendorong penguatan aset berisiko dan menurunkan permintaan dolar AS sebagai aset safe haven.

Pernyataan Jerome Powell menjadi pemicu utama pelemahan dolar. Sementara itu, Presiden Trump memainkan peran penting dalam menciptakan stabilitas geopolitik lewat kesepakatan gencatan senjata Timur Tengah, yang berdampak langsung pada pasar global, termasuk Indonesia.

Pernyataan Powell disampaikan pada Selasa (24/6), dan efeknya langsung terlihat pada Rabu pagi (25/6/2025), saat rupiah dibuka menguat di pasar spot.

Pernyataan resmi berasal dari Washington D.C., Amerika Serikat. Sementara dampaknya terasa hingga ke pasar uang di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.

Pasar menafsirkan sikap The Fed sebagai sinyal bahwa suku bunga tetap akan tinggi dalam waktu dekat, yang melemahkan prospek dolar AS. Di sisi lain, penurunan ketegangan geopolitik dan harga minyak dunia menciptakan optimisme terhadap perekonomian negara berkembang seperti Indonesia.

Indeks dolar AS (DXY) turun ke level 97,84, melemah 0,02% dari posisi sebelumnya. Dengan tren ini, analis memperkirakan peluang penguatan lanjutan rupiah masih terbuka, meski tetap dibayangi ketidakpastian global.

“Ini momentum bagus untuk rupiah. Tapi pelaku pasar tetap harus waspada terhadap faktor eksternal seperti inflasi AS dan geopolitik dunia,” ujar analis pasar keuangan dari PT XYZ Sekuritas, Rina Maharani.

Simak Juga: SKK Migas, KKKS, Bersama Legislator Gerindra H. Rokhmat Ardiyan Salurkan Bantuan Sosial di Kampus Unisa

Related Articles

Bimata