BIMATA.ID, Ngawi — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono meninjau langsung panen padi di Desa Kendal, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada Rabu (18/6/2025). Di sela-sela kegiatan tersebut.
Mengenai hal itu, Sudaryono mendengar kebutuhan sumur bor untuk irigasi dari salah seorang petani, serta Ia langsung memberikan solusi. Namun, dengan catatan, kebutuhan itu dapat mendukung peningkatan produksi di wilayah tersebut.
“Panjenengan butuh sumur bor? Butuh berapa? Dua? Ya sudah, kasih dua sumur bor. Tapi panen kudu ping papat yo setahun!” tegas Wamentan, Sudaryono.
Baca juga: Presiden Prabowo Mulai Kunjungan Resmi ke Rusia, Bertemu Putin dan Hadiri Forum Ekonomi Dunia
Selain itu, Sudaryono juga memberikan tambahan satu unit Combine Harvester untuk Desa Kendal guna mendorong petani agar menjalankan sistem empat kali tanam dalam setahun.
Kemudian, Ia juga menawarkan skema Kredit Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) bagi kelompok tani yang belum memperoleh bantuan langsung. Skema ini memungkinkan petani memiliki alat pertanian secara mandiri, dengan bunga hanya 3% dan disubsidi pemerintah.
“Kalau belum dapat bantuan alsintan, bisa kredit. Bunganya cuma 3 persen, dan bisa buat beli traktor atau alat panen. Panen bisa lebih cepat, biaya juga lebih murah daripada manual,” jelasnya.
Lihat juga: Presiden Prabowo Jalani Kunjungan Resmi ke Rusia, Bahas Isu Bilateral dan Global
Pada kesempatan tersebut, Wamentan Sudaryono juga menyoroti potensi besar pertanian di Ngawi, dengan Indeks Pertanaman (IP) mencapai 2,8 atau hampir tiga kali panen dalam setahun.
“Nandure akeh, panene akeh, rakyat tambah sejahtera. Apapun yang dibutuhkan untuk tingkatkan produktivitas, akan kita bantu,” tegasnya.
Wamentan juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas pemerintahan antara pusat, provinsi, dan kabupaten, terutama dalam mengatasi kendala geografis dan ketersediaan air.
Simak juga: Presiden Prabowo Singgung Potensi Perang Dunia III Jelang Memanasnya Konflik Israel-Iran
