
BIMATA.ID, Jakarta – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menargetkan penyelesaian Rancangan Peraturan Menteri (Rapermen) Renstra 2025–2029 pada akhir Juli 2025. Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Pudji Prasetijanto Hadi, menegaskan pentingnya kerja sama seluruh unit dalam menuntaskan regulasi strategis ini secara tepat waktu dan menyeluruh.
“Ini tugas kita bersama. Mari kita selesaikan dengan fokus dan kolaborasi. Jangan sampai terjadi salah interpretasi tentang arah kerja kita ke depan karena waktu terus berjalan,” ucap Pudji saat membuka rapat koordinasi di Kantor ATR/BPN, Kamis (19/6/2025).
Rapermen tersebut terbagi menjadi dua komponen utama: batang tubuh dan lampiran. Pudji menyampaikan bahwa bagian batang tubuh yang mencakup pembukaan, pasal-pasal inti, dan penutup telah tuntas dibahas. Sementara itu, pembahasan lampiran masih akan dilanjutkan dalam waktu dekat.
“Tahapan berikutnya adalah pembahasan substansi lebih dalam serta persetujuan final, sebelum bisa dilanjutkan ke tahap pengesahan,” jelas Pudji dalam forum yang berlangsung secara hybrid (luring dan daring).
Rapermen ini dirancang selaras dengan RPJMN 2025–2029 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 pada Februari lalu. Pudji menekankan pentingnya menerjemahkan dokumen perencanaan nasional ke dalam bentuk aksi nyata di lingkungan ATR/BPN. “Saya ingin semua pihak serius mem-break down arahan RPJMN Presiden ke dalam langkah strategis ATR/BPN,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama, Andi Tenri Abeng, berharap regulasi ini bisa segera ditandatangani oleh Menteri ATR/Kepala BPN sebelum batas waktu. “Sesuai target, semoga sebelum Juli berakhir, Permen sudah ditetapkan Pak Menteri. Mohon dukungan semua pihak. Timeline ini penting untuk kita patuhi sesuai arahan Pak Sekjen,” ujar Andi.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh para pejabat struktural di lingkungan Kementerian ATR/BPN, mulai dari Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Administrator, hingga Pengawas yang memiliki peran dalam finalisasi Renstra tersebut.
Simak Juga: Prabowo Pilih Rusia, Bukan G7: Langkah Diplomasi Strategis dan Mandiri




