Presiden Prabowo Akan Resmikan Proyek Ekosistem Baterai Listrik Pertama dari Hulu ke Hilir

BIMATA.ID, Jakarta — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan akan meresmikan proyek besar pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) pada pekan ini. Proyek strategis ini merupakan hasil kerja sama antara PT Aneka Tambang (Antam) dan raksasa baterai asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Peresmian akan dilakukan melalui seremoni peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel milik PT Feni Haltim (FHT), anak usaha Antam yang memegang sebagian saham proyek tersebut. Presiden Prabowo akan didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa acara groundbreaking akan berlangsung pada Juni 2025.

Proyek ini digadang-gadang sebagai yang pertama di dunia yang membangun rantai pasok baterai listrik secara penuh, mulai dari tambang nikel, smelter HPAL (High Pressure Acid Leaching), pabrik prekursor dan katoda, hingga produksi sel baterai dan fasilitas daur ulang. “Juni besok kita bikin groundbreaking pertama investasi 6-7 miliar dolar ekosistem baterai mobil pertama di dunia dari hulu ke hilir,” kata Bahlil dalam Human Capital Summit (HCS) 2025, dikutip pada Senin (3/6/2025).

Baca Juga: Indonesia Dorong Perundingan Damai AS-Iran, Presiden Prabowo Perintahkan Evakuasi WNI

Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa proyek ini terbagi dalam beberapa tahapan dengan skema joint venture (JV). Di sektor hulu, Indonesia melalui Antam akan menguasai 51% saham, sementara di sektor antara dan hilir, BUMN hanya akan memegang 30% saham, selebihnya dikuasai oleh CATL melalui anak usahanya.

Pemerintah juga melibatkan entitas khusus yakni Danantara, yang dibentuk untuk mengelola aset BUMN dan mendukung pendanaan proyek-proyek strategis. “BUMN sekarang sudah berubah semuanya, asetnya di bawah Danantara, otomatis masuk di situ. Kalau dia mau investasi, equity-nya dia harus chip in,” jelas Bahlil, menyiratkan bahwa Danantara akan ikut ambil bagian dalam pembiayaan proyek ekosistem baterai ini.

Selain proyek ini, pengembangan ekosistem EV Indonesia juga tengah dikejar melalui dua mega proyek lainnya: Proyek Titan dan Proyek Dragon. Proyek Titan digarap oleh konsorsium Indonesia Battery Corporation (IBC), Antam, Pertamina, PLN, serta Huayou, sedangkan proyek Dragon merupakan kerja sama dengan CATL. Kedua inisiatif tersebut turut memperkuat ambisi Indonesia menjadi pemain kunci dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik dunia.

Simak Juga: SKK Migas, KKKS, Bersama Legislator Gerindra H. Rokhmat Ardiyan Salurkan Bantuan Sosial di Kampus Unisa

Exit mobile version