BIMATA.ID, Bali – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia meresmikan Museum Sarkofagus yang terletak di Kabupaten Gianyar, Bali, sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya dan sejarah peradaban Nusantara.
Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan menegaskan bahwa museum ini menjadi bukti nyata eksistensi peradaban megalitik yang telah berkembang sejak ribuan tahun lalu di wilayah Indonesia.
“Sarkofagus yang kita lihat hari ini bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga merupakan bagian dari sejarah panjang peradaban Nusantara. Lebih dari 87 sarkofagus ditemukan di Bali, dan bentuk serupa juga ditemukan di berbagai wilayah lain seperti Sumatera, Jawa, Sumbawa, Flores, hingga Sulawesi. Ini menunjukkan keterkaitan peradaban yang kuat,” kata Menteri.
Menbud Fadli Zon menambahkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan sejarah yang luar biasa.
Ia menyebut, 60 persen temuan Homo erectus dunia ditemukan di Indonesia, membuktikan bahwa kawasan ini merupakan salah satu pusat peradaban manusia tertua.
Lukisan-lukisan purba di Maros-Pangkep, Kalimantan, dan Sumatera juga menjadi bukti nyata peradaban tinggi di masa lampau.
Sarkofagus-sarkofagus yang ditemukan di Bali menunjukkan adanya struktur sosial yang berkembang, di mana tradisi pemakaman megalitik masih bertahan hingga kini di beberapa daerah seperti Sumba dan Toraja.
Di wilayah-wilayah tersebut, batu besar masih digunakan sebagai makam bagi kaum bangsawan, serta makam tebing atau liang tetap dilestarikan secara turun-temurun.
Museum Sarkofagus, menurut Menteri, tidak hanya akan menjadi tempat penyimpanan artefak kuno, tetapi juga dirancang sebagai pusat edukasi dan literasi budaya.
Ia menekankan bahwa museum harus menjadi ruang hidup yang relevan bagi masyarakat, terutama generasi muda, dengan menghadirkan narasi budaya yang inspiratif.
Lebih lanjut, Menteri juga menyoroti pentingnya revitalisasi museum di seluruh Indonesia.
Saat ini terdapat sekitar 469 museum yang tersebar di berbagai daerah, namun jumlah tersebut dinilai belum cukup mengingat besarnya kekayaan budaya Indonesia yang harus dipelihara dan dikenalkan kepada masyarakat luas.
Kementerian Kebudayaan, lanjutnya, akan menggandeng Asosiasi Museum Indonesia (AMI) dalam upaya mengaktifkan kembali fungsi-fungsi museum sebagai pusat pengetahuan, dialog budaya, dan pembelajaran lintas generasi.
Harapannya, museum-museum di Indonesia dapat bertransformasi menjadi ruang terbuka yang dinamis dan inovatif.
Peresmian Museum Sarkofagus di Gianyar ini juga menjadi langkah simbolik penting dalam rangka memperkuat identitas budaya Indonesia.
Melalui pelestarian situs sejarah seperti ini, pemerintah berharap masyarakat semakin mencintai warisan leluhur dan memahami nilai-nilai luhur yang telah diwariskan sejak masa megalitik.
