Melek Politik Bukan Tren, Tapi Tanggung Jawab Generasi Muda

BIMATA.ID, Jakarta — Politik bukan hanya urusan elit atau segelintir kelompok. Di tengah derasnya arus informasi dan cepatnya perubahan zaman, generasi muda Indonesia kini berdiri di persimpangan penting,menjadi penonton pasif atau mengambil peran aktif dalam menentukan arah bangsa. Semakin hari, kesadaran akan pentingnya keterlibatan anak muda dalam politik praktis makin menguat.

Lebih dari sekadar memilih saat pemilu, generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak perubahan. Dengan populasi pemilih muda yang mencapai lebih dari setengah total pemilih nasional, suara mereka sejatinya bisa menjadi penentu kebijakan besar di negeri ini.

Namun angka itu akan sia-sia jika tak disertai kesadaran politik yang matang. Di sinilah pentingnya melek politik bukan hanya tahu siapa yang mencalonkan diri, tetapi juga paham bagaimana sistem berjalan, apa isu-isu penting yang sedang dibahas, dan bagaimana suara mereka bisa mendorong perubahan.

Baca Juga: Arahan Presiden Prabowo Menhut Raja Juli Atas Tinjau Progres Konservasi Gajah Peusangan di Aceh Tengah

“Kalau anak muda diam, maka kebijakan publik akan terus dikendalikan oleh segelintir orang yang belum tentu paham kebutuhan generasi kita,” ujar Fadel Muhammad seorang aktivis muda.

Lebih jauh, berpikir kritis juga menjadi senjata utama dalam menghadapi banjir informasi dan disinformasi. Generasi digital harus mampu memilih mana isu yang nyata dan mana yang sekadar alat propaganda. Dengan begitu, mereka tak mudah digiring oleh narasi kosong dan bisa menjadi penentu arah wacana publik yang lebih sehat.

Selain itu, keterlibatan generasi muda dalam partai politik, organisasi masyarakat, maupun gerakan akar rumput harus didorong. Tidak cukup hanya dengan suara di media sosial, walau penting anak muda perlu hadir dalam ruang-ruang pengambilan keputusan, dari tingkat lokal hingga nasional.

“Kita tidak bisa lagi sekadar menuntut perubahan tanpa ikut ambil bagian. Masuk ke dalam sistem, dorong perubahan dari dalam,” kata seorang ketua organisasi di Jakarta.

Seiring dengan berkembangnya demokrasi, banyak tokoh muda kini mulai mendapat tempat di parlemen, pemerintahan daerah, hingga lingkar pengambilan kebijakan nasional. Ini membuktikan bahwa usia muda bukan lagi penghalang, asalkan dibarengi dengan kompetensi, integritas, dan semangat perubahan.

Simak Juga: Siswa SDN 01 Ragunan Antusias Sambut Program Makan Bergizi Gratis dari Presiden Prabowo

Exit mobile version