Iran Ragukan Komitmen Israel terhadap Gencatan Senjata, Siap Beri Respons Tegas

BIMATA.ID, Teheran – Komandan militer tertinggi Iran, Abdolrahim Mousavi, pada Minggu (29/06) menyatakan keraguannya terhadap komitmen Israel dalam mematuhi gencatan senjata terbaru setelah pertempuran selama 12 hari.
Mousavi memperingatkan bahwa Teheran siap memberikan respons tegas jika terjadi agresi baru. Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita semi resmi Iran, *Tasnim*.
Pernyataan tersebut disampaikan Mousavi dalam percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman.
Dalam pembicaraan tersebut, kedua tokoh membahas dinamika konflik yang melibatkan Iran, Israel, dan Amerika Serikat.
“Kami memiliki keraguan yang serius terkait kepatuhan musuh terhadap gencatan senjata itu. Jika agresi dilakukan kembali, kami sepenuhnya siap untuk merespons dengan tegas,” ujar Mousavi.
Mousavi menuding Israel dan AS telah melancarkan serangan terhadap Iran, meskipun Teheran telah menunjukkan sikap menahan diri, termasuk dalam proses perundingan nuklir tak langsung dengan Washington yang sedang berlangsung.
Sementara itu, Pangeran Khalid bin Salman mengecam tindakan agresi terhadap Iran dan menyebut bahwa Arab Saudi telah melakukan sejumlah upaya untuk meredakan konflik.
Kedua pihak sepakat untuk menjaga komunikasi dan meningkatkan hubungan bilateral demi stabilitas kawasan.
Di sisi lain, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk urusan politik, Majid Takht-Ravanchi, menepis klaim Presiden AS Donald Trump tentang pertemuan mendatang antara pejabat Iran dan AS terkait isu nuklir.
Ia menyatakan bahwa saat ini tidak ada pertemuan yang dijadwalkan.
Trump sebelumnya mengungkapkan dalam KTT NATO bahwa pejabat dari kedua negara akan bertemu untuk membahas kesepakatan nuklir yang baru.
Namun, pernyataan itu dibantah secara langsung oleh otoritas Iran.
Ketegangan meningkat sejak 13 Juni ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran, menargetkan fasilitas militer dan nuklir.
Serangan itu dilaporkan menewaskan sejumlah tokoh penting Iran, termasuk komandan senior dan ilmuwan nuklir.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal dan drone ke wilayah Israel.
MePada 22 Juni, pasukan AS menanggapi dengan mengebom tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Iran pun membalas serangan itu dengan menyerang Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar, memperlihatkan betapa rapuhnya gencatan senjata yang diumumkan.




