BIMATA.ID, Jakarta — Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara tegas mendorong percepatan dan pematangan proyek Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa yang membentang di pesisir utara Jakarta. Proyek ini merupakan salah satu infrastruktur strategis nasional yang tidak hanya bertujuan melindungi jutaan warga dari ancaman banjir rob, tetapi juga menjadi solusi jangka panjang atas penurunan muka tanah dan krisis air bersih di Ibu Kota.
“Ini bukan proyek lima tahunan. Ini adalah warisan pembangunan jangka panjang untuk melindungi Jakarta dan Pantura, sekaligus mendorong tumbuhnya ekonomi maritim,” ujar Presiden Prabowo dalam salah satu arahannya awal tahun 2025 lalu.
Komitmen Jangka Panjang: 20–40 Tahun untuk Ketahanan Nasional
Di era pemerintahan Prabowo, proyek Giant Sea Wall kembali mendapat perhatian utama setelah sebelumnya sempat berjalan lambat. Pada 2024, Presiden membentuk Satuan Tugas Khusus untuk mempercepat tahapan teknis dan pendalaman konsep. Pemerintah menegaskan bahwa proyek ini akan dikembangkan dalam jangka panjang, dengan estimasi pengerjaan mencapai dua hingga empat dekade.
Gagasan pembangunan tanggul laut ini sebenarnya telah muncul sejak 1994 dan dimatangkan dalam kerangka National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), yang dimotori kolaborasi Indonesia–Belanda sejak 2008. Namun, di bawah arahan Prabowo, proyek ini kini diarahkan menjadi solusi multi-sektoral, mencakup perlindungan lingkungan, penyediaan air bersih, serta transformasi kawasan pesisir.
Melindungi Penduduk, Infrastruktur, dan Ekonomi Nasional
Presiden Prabowo menekankan bahwa proyek ini bersifat urgensi nasional, mengingat kawasan pesisir utara Jakarta mengalami penurunan muka tanah antara 1 hingga 25 cm per tahun, sementara kenaikan muka laut mencapai 1 hingga 15 cm per tahun. Jika tidak diantisipasi, banjir rob akan terus mengancam keberlangsungan hidup lebih dari 50 juta penduduk dan 70 kawasan industri vital di sepanjang Pantura.
“Giant Sea Wall adalah perisai pertahanan sipil kita terhadap ancaman ekologis dan ekonomi. Negara harus hadir,” tegas Prabowo.
Selain sebagai penghalau banjir rob dan intrusi air laut, tanggul ini juga dirancang untuk menampung air dari 13 sungai utama di Jakarta yang selama ini meluap saat musim hujan. Pemerintah juga mengintegrasikan sistem sanitasi dan pengolahan limbah agar proyek ini menjadi model urbanisasi terpadu berbasis lingkungan.
Baca Juga: Prabowo Disambut Siswa SD hingga Mahasiswa Indonesia di Singapura: Semangat Terus Pak!
Gagasan Berani untuk Masa Depan Pesisir
Proyek ini tak hanya akan membangun tanggul fisik, tetapi juga membuka peluang besar bagi pengembangan kawasan baru berupa perumahan, pelabuhan, zona industri, dan bahkan bandaradi atas area reklamasi. Presiden Prabowo menyebut proyek ini sebagai bagian dari visi maritim nasional, yang menempatkan laut sebagai sumber pertumbuhan ekonomi masa depan.
“Laut bukan hanya batas negara, tapi peluang. Giant Sea Wall harus menjadi fondasi pertumbuhan kawasan pesisir yang modern dan tangguh,” ujarnya.
Tantangan dan Komitmen
Meski menjanjikan manfaat besar, proyek ini juga menghadapi tantangan serius. Biaya diperkirakan mencapai 40 hingga 80 miliar dolar AS, serta potensi dampak lingkungan dan sosial yang perlu dikaji mendalam. Presiden Prabowo menekankan bahwa segala bentuk pelaksanaan harus dilakukan secara transparan, akuntabel, dan kolaboratif lintas kementerian dan mitra internasional.
Pemerintah tengah membuka jalur komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk investor asing, lembaga donor, dan komunitas ilmiah untuk memastikan proyek ini dapat dieksekusi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto, proyek Giant Sea Wall tidak hanya dimaknai sebagai tanggul penghalau banjir, melainkan sebagai simbol keseriusan negara dalam melindungi warganya, membangun ketahanan pesisir, dan mendorong ekonomi nasional berbasis laut. Jika berhasil diwujudkan, proyek ini akan menjadi tonggak sejarah baru pembangunan Indonesia yang berpikir jauh ke depan, sekaligus berpijak kuat pada kepentingan rakyat.
Simak Juga: Legislator Muda Gerindra Yakin Indonesia Bisa Curi Poin Lawan Jepang
