
BIMATA.ID, KEBUMEN – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi memberikan apresiasi terhadap buku berjudul “Kebumen: Kota yang Kehilangan Pahlawannya” yang menceritakan kisah Soemitro Djodjohadikusumo. Buku itu ditulis oleh Komandan Distrik Militer (Dandim) 0709/Kebumen Letkol Czi Ardianta Purwandhana.
Prasetyo mengatakan, penulisan ulang sejarah dari kisah ayah presiden Prabowo Subianto ini menjadi momentum penting dalam mengangkat sejarah lokal yang berpengaruh di tingkat nasional. Buku tersebut mengungkap fakta menarik tentang Prof. Sumitro Djojohadikusumo, salah satu ekonom terkemuka dan negarawan yang berperan besar dalam membangun fondasi ekonomi modern Indonesia, yang lahir di Kebumen.
BACA JUGA: Siswa SD Indonesia di Singapura Sambut Prabowo, Guru: Kami Bangga
“Karya ini luar biasa. Bukan hanya menyampaikan sejarah lokal, tapi juga membongkar kembali memori nasional yang terabaikan. Prof. Sumitro adalah nama besar yang lahir dari Kebumen, dan ini harus menjadi kebanggaan kita semua,” kata Mensesneg dalam keterangan resminya yang diterima kompas.com pada Senin (16/6/2025).
Prasetyo Hadi menambahkan, fakta yang jarang diungkap oleh publik ini menjadi pengingat akan kontribusi kota kecil di pesisir selatan Jawa terhadap lahirnya tokoh-tokoh penting nasional “Saya meminta langsung tanda tangan otentik dari penulisnya sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan atas karya yang bernilai sejarah tinggi,” ujar politikus Partai Gerindra itu.
Prof. Sumitro Djojohadikusumo (1917–2001) adalah seorang ekonom yang dijuluki Bapak Ekonomi Pembangunan Indonesia. Lahir di Kebumen, ia dikenal sebagai tokoh yang memperkenalkan berbagai gagasan modern dalam kebijakan ekonomi, termasuk pengembangan sektor industri dan tata kelola ekonomi makro.
BACA JUGA: Menlu RI : Presiden Prabowo Tiba di Singapura, Siap Jalani Agenda Kenegaraan dan Pertemuan Bilateral
Sebagai akademisi, Sumitro berkontribusi besar melalui pemikirannya di bidang pembangunan ekonomi Indonesia. Ayah dari Presiden Prabowo Subianto ini juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan di era Orde Lama.
Dalam buku “Kebumen: Kota yang Kehilangan Pahlawannya”, Letkol Czi Ardianta menggambarkan kontribusi Prof. Sumitro melalui riset mendalam yang melibatkan arsip, wawancara, dan dokumentasi sejarah. Buku ini membangun kesadaran akan pentingnya sejarah daerah dalam membentuk narasi identitas nasional.
“Melalui buku ini, saya ingin mengingatkan bahwa sejarah lokal adalah bagian penting dari ingatan kolektif bangsa. Prof. Sumitro adalah salah satu bukti bagaimana sebuah kota kecil bisa melahirkan gagasan besar,” jelas Letkol Czi Ardianta.
BACA JUGA: Prabowo Dorong Temasek dan Danantara Kolaborasi di Energi Hijau
Ia berharap, dengan apresiasi yang diberikan oleh Mensesneg, buku ini mampu menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli pada sejarah lokal dan menghargai tokoh-tokoh nasional yang lahir dari daerah.
“Selain itu dengan adanya apresiasi dari pemerintah pusat kita berharap pengajuan gelar pahlawan Prof Sumitro segera dapat terealisasi,” kata Dandim.




