
BIMATA.ID, Jakarta – Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan, menyatakan bahwa pembangunan 30.000 dapur dalam program Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) bukan hanya bertujuan meningkatkan gizi anak-anak Indonesia, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang besar bagi masyarakat.
“Bayangkan jika ada 30.000 dapur, itu berarti sekitar 1,5 juta lapangan kerja baru. Ini bukan angka kecil,” kata Tigor mengutip pernyataannya di kanal YouTube resmi BGN, Senin (23/6/2025).
Menurutnya, setiap dapur SPPG dirancang untuk melayani sekitar 3.000 anak. Dalam operasionalnya, diperlukan 50 orang pekerja per dapur. Dari jumlah itu, tiga merupakan tenaga profesional dengan latar belakang sarjana yang digaji negara melalui BGN, sedangkan 47 lainnya berasal dari warga setempat.
Dengan skema tersebut, BGN memperkirakan sekitar 1,5 juta tenaga kerja akan terserap dalam program ini. Tenaga kerja tersebut mayoritas berasal dari komunitas sekitar lokasi dapur, yang tidak hanya memperoleh pendapatan tapi juga keterlibatan langsung dalam upaya peningkatan kualitas gizi nasional.
“Program ini memang dirancang untuk memberi dampak gizi, pendidikan, dan juga ekonomi,” tegas Tigor. Ia menjelaskan, Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) digarap dengan pendekatan multidimensi, tidak hanya fokus pada konsumsi makanan sehat saja.
Baca Juga: Presiden Prabowo Gelar Rapat Bahas Percepatan Pembangunan Koperasi Merah Putih
“Sasarannya jelas. Pertama, anak mendapatkan makanan bergizi. Kedua, dilakukan di sekolah agar anak-anak juga terpapar pendidikan. Ketiga, program ini membuka lapangan kerja. Keempat, memicu pertumbuhan ekonomi lokal,” paparnya lebih lanjut.
Tigor juga menyebut bahwa program ini menggandeng berbagai pemangku kepentingan, mulai dari petani lokal yang akan menjadi pemasok bahan pangan, hingga masyarakat sekitar yang dilatih menjadi juru masak. Pelatihan ini, menurutnya, penting agar makanan yang disediakan memenuhi standar gizi yang telah ditetapkan.
“Yang memasak juga akan diedukasi. Jadi ini bukan hanya bagi-bagi makanan. Kita ingin kualitasnya baik, bergizi, dan ada transfer pengetahuan juga di dalamnya,” ungkap Tigor.
Dengan pendekatan komprehensif tersebut, BGN berharap program ini bukan hanya berdampak langsung terhadap kesehatan anak-anak, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal dan pendidikan masyarakat di berbagai daerah.
Simak Juga: Aksi Nyata Gerindra untuk Rakyat: Pengobatan Gratis Hadirkan Harapan di Tengah Kesulitan




