BIMATA.ID, Jakarta – Sebanyak 3.622 calon guru Sekolah Rakyat dari berbagai latar belakang pendidikan siap mengikuti tahapan seleksi kompetensi tambahan.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Sosial untuk memperkuat pendidikan alternatif bagi kelompok rentan dan anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengatakan proses seleksi calon guru Sekolah Rakyat ditargetkan rampung pada akhir Juni 2025.
Penyelesaian seleksi ini bersamaan dengan penetapan 100 Kepala Sekolah Rakyat tahap pertama yang telah lebih dulu mengikuti proses retret dan pelatihan karakter.
“Pokoknya Juni itu sudah selesai. Kepala sekolah tahap pertama sudah selesai, sebanyak 100 orang. Guru-gurunya kita harapkan juga sudah selesai,” ujar Agus.
Ia menambahkan bahwa usai tahapan seleksi guru rampung, Kemensos akan kembali menggelar kegiatan retret lanjutan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan nilai-nilai pendidikan partisipatif, empatik, dan strategis kepada calon pendidik Sekolah Rakyat.
Tahapan seleksi tambahan diumumkan secara resmi melalui surat pengantar yang telah diunggah di laman [https://kemensos.go.id](https://kemensos.go.id) dan [https://sekolahrakyat.kemensos.go.id](https://sekolahrakyat.kemensos.go.id).
Seleksi ini menjadi krusial karena menilai kesiapan calon guru dalam mengimplementasikan metode pembelajaran berbasis kasih sayang dan pendampingan psikososial.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Robben Rico menjelaskan bahwa peserta yang lolos seleksi administrasi dapat memeriksa status kelanjutan mereka melalui akun masing-masing di laman [https://sscasn.bkn.go.id](https://sscasn.bkn.go.id).
Ia mendorong peserta untuk mempersiapkan diri secara maksimal menghadapi tahap seleksi tambahan.
“Daftar nama peserta yang dapat mengikuti seleksi tambahan sudah tersedia di akun SSCASN masing-masing. Mereka diharapkan mempersiapkan diri sebaik mungkin,” ujar Robben.
Para calon guru berasal dari berbagai bidang keahlian, antara lain Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Penjasorkes), serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Sekolah Rakyat sendiri adalah program pendidikan berbasis asrama yang digagas Kementerian Sosial di era Pemerintahan Kabinet Merah Putih untuk menjangkau anak-anak miskin dengan pendekatan empati dan pembinaan karakter.
