
BIMATA.ID, Pekan Baru – Menanggapi status darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) segera mengirimkan bantuan alat kesehatan guna melindungi masyarakat dari dampak kabut asap. Status darurat ditetapkan setelah terpantau 144 titik api dan sekitar 81 hektare lahan terdampak kebakaran.
Sebagai respons awal, Kemenkes mengirimkan 30 unit oxygen concentrator serta 6.000 masker bedah yang diserahkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Bantuan ini diprioritaskan bagi kelompok yang paling rentan terhadap polusi asap, seperti balita, lansia, dan penderita gangguan paru.
Informasi tersebut disampaikan dalam Apel Siaga Penanggulangan Karhutla yang berlangsung di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (29/4). Kemenkes diwakili oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono, yang turut hadir dalam apel tersebut.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menegaskan bahwa mitigasi menjadi strategi utama dalam menghadapi bencana Karhutla yang berulang. “Fokus utamanya adalah deteksi dini dan respons cepat terhadap titik api sebelum meluas,” kata Aji saat konferensi pers di kantor Kemenkes, Jakarta.
Rencana mitigasi diperkuat dengan teknologi modifikasi cuaca berupa penyemaian awan, yang dijadwalkan mulai dilakukan pada 1 Mei 2025 di sejumlah wilayah terdampak di Riau. Diharapkan, hujan buatan ini akan membantu mempercepat proses pemadaman api serta mengurangi intensitas kabut asap.
Pemerintah pusat juga telah mengerahkan helikopter water bombing, unit patroli udara, serta memperluas jaringan pemantauan berbasis darat dan udara. Selain itu, embung, kanal, dan parit telah disiapkan serta diisi air untuk mendukung kelancaran proses pemadaman.
Baca Juga: Peringatan Hari Buruh Internasional, Prabowo Dikenang Sebagai Pemimpin yang Mendengar Aspirasi
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Budi Gunawan, menegaskan pentingnya kerja sama lintas lembaga dalam menangani Karhutla secara menyeluruh. “Kita ingin tunjukkan bahwa kita bisa menangani karhutla dengan gotong royong dan koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, TNI, POLRI, masyarakat hingga sektor swasta,” ujar Menko.
Kebakaran lahan tidak hanya berdampak pada kerusakan ekosistem, tetapi juga menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan publik. Kabut asap yang dihasilkan dapat memperburuk kualitas udara dan meningkatkan kasus penyakit saluran pernapasan, serta menghambat aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
Untuk memperkuat koordinasi nasional, pemerintah membentuk Desk Nasional Penanganan Karhutla. Desk ini berada di bawah kendali Kemenko Polhukam dan melibatkan berbagai instansi, termasuk BNPB, KLHK, TNI, POLRI, dan pemangku kepentingan lainnya, guna menyatukan kebijakan dan sumber daya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan bahwa musim kemarau tahun ini diprediksi berlangsung sejak April hingga September, dengan Riau, Aceh, Jambi, dan sebagian Kalimantan sebagai wilayah rawan kebakaran.
Sebagai bagian dari kebijakan nasional, penggunaan teknologi informasi kini diutamakan dalam deteksi titik panas dan pelaporan kejadian di lapangan. Pemerintah mendorong pemanfaatan aplikasi dan sistem pemantauan berbasis digital untuk meningkatkan akurasi data dan kecepatan respons.
Sejauh ini, tercatat 23 jenis bantuan dari Kemenkes dan instansi pusat telah diserahkan secara simbolis kepada Pemerintah Provinsi Riau. Pengiriman bantuan tambahan akan terus dilakukan berdasarkan kebutuhan aktual di lapangan.
Dengan kolaborasi antarinstansi yang semakin erat dan pendekatan berbasis teknologi serta data, pemerintah yakin kebakaran hutan di Riau dapat segera dikendalikan, sembari menjaga kesehatan masyarakat dan memperkuat komitmen nasional dalam penanganan bencana lingkungan.
Berita ini disampaikan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi layanan Halo Kemenkes di 1500-567, SMS ke 081281562620, atau email ke kontak@kemkes.go.id.
Simak Juga: Legislator Gerindra Marlyn Maisarah Ajak Kader Muda di Bogor Amalkan Empat Pilar Kebangsaan