
BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI), Sri Mulyani Indrawati menegaskan, bahwa kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga tanggal 31 Maret 2025 tetap solid, dan terjaga.
Berdasarkan data, hingga akhir triwulan I-2025, realisasi pendapatan negara tercatat sebesar Rp 516,1 triliun atau mencapai 17,2 persen dari target tahun ini. Angka ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp400,1 triliun, yang mencakup penerimaan pajak Rp 322,6 triliun dan kepabeanan dan cukai Rp77,5 triliun.
Sementara itu, untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) telah menyumbang sebesar Rp 115,9 triliun.
Baca juga: Dari Panggung Hari Buruh, Prabowo Gaungkan Akhir Era Outsourcing
“Kalau teman-teman wartawan melihat posisi pendapatan negara di bulan Februari (2025) mencapai Rp 316,9 triliun. Jadi, dalam waktu satu bulan, Maret saja, pendapatan negara mengalami kenaikan (sekitar) Rp200 triliun sendiri,” terang Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi April 2025 yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, pada Selasa (30/04/2025).
Menurutnya, kenaikan pendapatan negara itu terlihat dari penerimaan pajak yang melonjak dari Rp187,8 triliun hingga akhir Februari 2025 menjadi Rp 322,6 triliun pada akhir Maret 2025.
Selain itu, untuk Kepabeanan dan Cukai juga mengalami kenaikan dari Rp52,6 triliun (akhir Februari 2025) menjadi Rp77,5 triliun pada akhir Maret 2025. Dan, kenaikan juga terjadi pada pos PNBP yang melonjak dari Rp76,4 (akhir Februari 2025) menjadi Rp115,9 triliun pada akhir Maret 2025.
Lihat juga: Presiden Prabowo Dukung Marsinah Jadi Pahlawan Nasional
“Kenaikan positif yang menggambarkan bahwa tren yang selama ini cukup menimbulkan perhatian -dari para media, pengamat, dan investor yang sebelumnya mengalami tekanan di Januari-Februari (2025)-, sudah menunjukkan adanya suatu pemulihan yang cukup meyakinkan. Jadi ini adalah hal yang positif yang kita harapkan nanti akan kami laporkan pada bulan-bulan selanjutnya,” tegasnya.
Di sisi lain, belanja negara terealisasi sebesar Rp620,3 triliun atau 17,1 persen dari pagu APBN 2025. Realisasi ini mencakup belanja pemerintah pusat sebesar Rp413,2 triliun serta transfer ke daerah sebesar Rp207 triliun.
“Yang menarik pada postur APBN hingga akhir Maret (2025), baik pendapatan negara maupun belanja negara, keduanya terhadap persentase target APBN adalah di 17%. Ini adalah hal yang relatif yang menggambarkan kecepatan yang relatif sama. Ini cukup baik, karena berarti kita masih optimis bahwa postur (APBN) 2025 yang diatur dalam UU 62 tahun 2024 mengenai APBN 2025 masih terjaga secara konsisten,” jelasnya.
Simak juga: Said Iqbal Klaim 95% Buruh Dukung Prabowo, Ini Tuntutan Mereka di Hari Buruh
Sebagai informasi, hingga akhir Maret 2025, APBN mencatatkan surplus keseimbangan primer sebesar positif Rp17,5 triliun. Ini menunjukkan pengelolaan fiskal yang hati-hati dan responsif di tengah dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian.




