BeritaNasional

Sistem Baru Penempatan Jemaah Diterapkan Demi Kelancaran Haji 2025

BIMATA.ID, Jakarta – Tahun ini, penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah dilakukan berdasarkan sistem Syarikah atau perusahaan penyedia layanan, bukan lagi berdasarkan kloter. Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, menjelaskan bahwa sistem ini bertujuan untuk mempermudah pengaturan pergerakan dan pelayanan selama puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah berbasis Syarikah mempertimbangkan proses pergerakan dan layanan kepada jemaah saat di Armuzna,” ujarnya.

Ada delapan Syarikah yang mengelola layanan jemaah Indonesia, di antaranya Al-Bait Guest, Rakeen Mashariq, dan Sana Mashariq. Pembagian ini mempermudah pengendalian dan koordinasi layanan di lapangan. Proses keberangkatan dari Madinah ke Makkah pun disesuaikan berdasarkan Syarikah. “Pemberangkatan jemaah dari Madinah ke Makkah dikelompokkan berbasis Syarikah. Ketika akan pulang ke tanah air, mereka akan dikembalikan pada kloter awal saat berangkat,” jelas Muchlis.

Baca Juga: Prabowo Sambut Akses Visa 5 Tahun dan Kerja Sama Pendidikan dengan Australia

Namun, sistem ini menimbulkan kendala bagi sebagian jemaah, seperti pasangan suami istri, orang tua dan anak, serta jemaah lansia atau disabilitas dengan pendamping yang terpisah karena beda Syarikah. Meski begitu, PPIH terus berupaya mengurangi dampaknya. “Memang ada pasangan suami istri yang terpisah, orang tua yang terpisah dengan anaknya… Ini terus kita mitigasi agar dampaknya bisa diminimalisir dan jemaah tetap nyaman dalam beribadah,” tegas Muchlis.

Muchlis juga memastikan bahwa seluruh jemaah tetap mendapatkan hak layanan mereka, termasuk katering dengan menu nusantara yang telah didistribusikan lebih dari dua juta boks. “Sajian katering bercita rasa nusantara ini diantarkan ke jemaah… termasuk pasangan suami istri, orang tua dan anaknya, serta disabilitas dan lansia bersama para pendampingnya,” jelasnya.

Terkait kartu Nusuk yang menjadi identitas penting selama ibadah, Muchlis mengungkapkan masih ada yang belum diterima jemaah. Namun pihaknya bersama Syarikah dan Kementerian Haji Saudi terus mempercepat distribusinya. “Kami melakukan akselerasi agar pendistribusian lebih cepat… Alhamdulillah setelah ada akselerasi, distribusi dan aktivasi kartu Nusuk capaianya meningkat,” kata Muchlis. Ia menegaskan, jemaah yang belum menerima kartu Nusuk tetap bisa melaksanakan umrah wajib dengan didampingi Syarikah. Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi, menurutnya, terus bersinergi mencari solusi atas setiap tantangan penyelenggaraan haji.

Simak Juga: Dua Legislator Gerindra Hadiri Lebaran Betawi Kalibaru, Dukung Tradisi dan UMKM Lokal

Related Articles

Bimata