Program MBG Dinilai Investasi Jangka Panjang untuk Kualitas SDM Indonesia

BIMATA.ID, Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai pro dan kontra dalam pelaksanaannya,namun, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa program ini merupakan investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

“Pro dan kontra timbul karena pemahaman yang berbeda. Sebagian belum memahami bahwa MBG adalah investasi jangka panjang untuk kualitas SDM,” ujar Dadan.

Ia menambahkan bahwa program ini sangat strategis dalam mencetak generasi emas Indonesia pada 2045.

Dadan menjelaskan, saat ini penduduk Indonesia terus bertambah dengan laju sekitar 6 orang per menit atau 3 juta jiwa per tahun.
Populasi diperkirakan akan mencapai 234 juta jiwa pada tahun 2045, dan sebagian besar pertumbuhannya berasal dari keluarga miskin dan rentan miskin.

Data menunjukkan bahwa keluarga miskin dan rentan memiliki rata-rata anggota rumah tangga 4,56 orang.

Sayangnya, kelompok ini umumnya hanya memiliki akses pendidikan orang tua setingkat SMP (rata-rata 9 tahun), serta minim akses terhadap makanan bergizi dan susu.

“Sekitar 60 persen anak-anak dari kalangan ini tidak punya akses terhadap gizi seimbang. Mereka juga tidak pernah minum susu karena tidak mampu membelinya,” ungkap Dadan.

Kondisi ini dikhawatirkan akan menciptakan generasi yang lemah secara fisik dan mental.

Menurut Dadan, anak-anak dari generasi Alpha yang saat ini masih dalam kandungan, usia dini, atau sekolah akan menjadi tenaga kerja produktif pada 2045.

Namun tanpa intervensi gizi sejak dini, mereka berisiko tumbuh dengan kualitas yang rendah.

MBG menyasar kelompok penting seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta anak-anak sekolah dari PAUD hingga SMA, termasuk santri dan siswa sekolah keagamaan.

Kelompok ini mencakup sekitar 82,9 juta orang atau sepertiga dari total penduduk Indonesia.

Dengan jumlah sasaran sebesar itu, Dadan menekankan perlunya anggaran besar untuk program ini.

“Intervensi perlu dilakukan sejak dini agar menghasilkan generasi pintar dan sehat. Seribu hari pertama sangat krusial bagi perkembangan otak dan fisik,” pungkasnya.

Exit mobile version