BIMATA.ID, Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyerukan gencatan senjata segera atas konflik bersenjata yang kembali memanas antara India dan Pakistan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, pada Sabtu (10/05/2025) di Jakarta.
Hasan menegaskan bahwa Presiden Prabowo secara konsisten menyerukan penghentian konflik dalam setiap situasi perang di seluruh dunia.
“Pendirian presiden selama ini di seluruh konflik di dunia, dia selalu mendorong pemecah perang secepat mungkin. Beliau selalu menjanjikan gencatan secepat mungkin dimanapun konflik di dunia,” kata Hasan.
Meskipun pemerintah Indonesia belum secara resmi mengeluarkan pernyataan spesifik mengenai perang terbaru antara India dan Pakistan, Hasan menyebut bahwa sikap dasar Presiden Prabowo tetap mendorong penyelesaian damai dan penghentian segera kekerasan.
“Supaya perdamaian segera terjadi, agar dunia segera tenang dan tenteram. Karena satu konflik di ujung dunia pasti mengganggu ketenangan dunia secara umum,” tambahnya.
Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak setelah laporan serangan militer yang saling dibalas.
India disebut melakukan serangan udara, yang kemudian dibalas Pakistan dengan meluncurkan operasi militer berskala besar yang menargetkan infrastruktur strategis militer India.
Menurut laporan media setempat, Geo TV, fase awal operasi militer Pakistan menghantam fasilitas penyimpanan rudal BrahMos di Beas, negara bagian Punjab, India.
Sementara itu, Reuters melaporkan adanya empat ledakan di kota Amritsar, Punjab.
Juru Bicara Angkatan Bersenjata Pakistan, Jenderal Ahmad Sharif Chaudhry, sebelumnya menyatakan bahwa India telah meluncurkan rudal ke tiga pangkalan udara Pakistan, memperburuk eskalasi konflik bersenjata antara kedua negara bertetangga tersebut.
Ketegangan ini bermula dari serangan pada 22 April lalu di kawasan Pahalgam, Kashmir yang dikontrol India, yang menewaskan 26 orang.
Kelompok pemberontak bernama *Front Perlawanan* mengklaim bertanggung jawab, namun India menuding keterlibatan Pakistan—tuduhan yang dibantah keras oleh Islamabad.
