BIMATA.ID, Surabaya– Dalam rangka menyambut Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS), melakukan ziarah ke makam tokoh pergerakan nasional, Dr. Soetomo, di Jalan Bubutan, Surabaya, pada Minggu (25/5/2025).
Usai berziarah, BHS menyempatkan diri mengunjungi Museum Dr. Soetomo yang berada dalam kompleks Gedung GNI. Dalam kunjungan itu, ia menyoroti kurangnya fasilitas penting di museum tersebut. Salah satunya adalah tidak tersedianya proyektor permanen, yang seharusnya menjadi bagian dasar dalam sarana edukasi.
“Proyektor aja nyewa. Mosok proyektor museum nyewa? Itu anggaran Surabaya kecil banget untuk sebuah proyektor,” ujar BHS.
Ia menilai bahwa minimnya kelengkapan fasilitas modern bisa membuat minat masyarakat, khususnya wisatawan, terhadap museum menjadi berkurang. Padahal, menurutnya, wisatawan mancanegara cenderung menyukai wisata berbasis sejarah dan budaya.
“Mereka (turis mancanegara) lebih suka museum, lebih suka budaya dan sebagainya,” ungkapnya.
Baca Juga: Presiden Prabowo Hadiri Sidang Pleno KTT ke-46 ASEAN
BHS meminta Pemerintah Kota Surabaya, melalui dinas kebudayaan dan pariwisata, agar segera melakukan perbaikan dan pembenahan. Ia menilai Museum Dr. Soetomo perlu dikembangkan agar mampu memberikan pengalaman belajar sejarah yang lebih menarik dan interaktif bagi pengunjung.
Lebih jauh, ia juga mengusulkan agar museum tak hanya dibenahi secara fisik, tapi juga dihidupkan dengan kegiatan kebudayaan. Kegiatan seni seperti pertunjukan tari atau drama bisa memberikan nuansa yang lebih hidup dan edukatif bagi masyarakat.
“Ayo didorong muncul tarian-tarian dan sebagainya di sini untuk meramaikan museum ini,” seru BHS.
Ia mengajak generasi muda agar tidak hanya terpaku pada aktivitas digital yang tidak memberikan dampak positif. Menurutnya, anak muda Indonesia harus meneladani semangat perjuangan dan pemikiran tokoh seperti Dr. Soetomo.
“Generasi kita tolonglah jangan main TikTok atau yang nggak jelas dan sebagainya. Jadi ini kesempatan generasi kita untuk bangkit menjadi generasi yang hebat, kuat, dan cerdas untuk kepentingan Indonesia ke depan,” tegasnya.
Sementara itu, Deka Yudiawantiarsa, staf pengolahan museum dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, menyambut baik masukan tersebut. Ia mengakui bahwa museum memang perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman.
“Perlu sentuhan modern supaya masyarakat tidak mengenal museum itu kuno atau angker. Salah satunya, ya seperti proyektor itu tadi,” tutur Deka.
Kunjungan BHS ke makam dan museum Dr. Soetomo menjadi pengingat pentingnya merawat sejarah bangsa, tidak hanya melalui peringatan seremonial, tetapi juga melalui tindakan nyata seperti dukungan anggaran dan peningkatan sarana penunjang edukasi publik.
Simak Juga: Legislator Gerindra Setyoko Realisasikan Aspirasi Warga Lewat Pemasangan Pagar di Kebayoran Lama
