Ketua Senat Kamboja Hun Sen Kunjungi Indonesia, Bahas Resolusi Konflik dan Perkuat Kerja Sama Bersama Presiden Prabowo

BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Senat sekaligus Mantan Perdana Menteri Kamboja, Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen, melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada 5–7 Mei 2025.
Kunjungan ini dilakukan atas undangan Sekretariat ASEAN dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), di mana Hun Sen dijadwalkan menjadi pembicara tamu dalam forum diskusi mengenai resolusi konflik di kawasan.
Hun Sen merupakan tokoh sentral dalam politik Kamboja, dengan pengalaman lebih dari 34 tahun sebagai Perdana Menteri sebelum menjabat sebagai Ketua Senat.
Ia juga merupakan Ketua Cambodian People’s Party (CPP), yang saat ini menguasai mayoritas kursi di Senat Kamboja, yakni 55 dari 62 kursi. Dalam perannya sebagai Ketua Senat, Hun Sen juga bertindak sebagai pemimpin negara sementara saat Raja Kamboja berada di luar negeri.
Dalam kepemimpinannya di Senat, Hun Sen terus mendorong penguatan diplomasi parlemen yang strategis dalam mendukung kebijakan luar negeri Kamboja dan memperluas kerja sama internasional.
Kunjungan ke Indonesia ini juga dipandang sebagai bagian dari upaya untuk menemui presiden RI Prabowo dan memperkuat peran diplomatik Kamboja di kawasan ASEAN.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kamboja telah terjalin sejak 13 Februari 1959, ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Persahabatan di Jakarta.
Selama lebih dari enam dekade, kedua negara telah menjalin kerja sama yang erat di berbagai bidang, mulai dari politik, keamanan, hingga sosial-budaya.
Di bidang pertahanan, Indonesia menunjukkan komitmen untuk mendukung pembangunan kapasitas militer Kamboja melalui pelatihan dan pertukaran kunjungan militer.
Pada tahun 2024, Indonesia juga memberikan bantuan hibah senjata dan amunisi senilai US\$ 500.000 kepada Kamboja, serta menjajaki potensi kerja sama dalam industri pertahanan.
Sementara itu, kerja sama ekonomi kedua negara menunjukkan perkembangan positif.
Nilai perdagangan bilateral terus meningkat dalam lima tahun terakhir, seiring dengan upaya kedua negara untuk memperluas akses pasar di sektor farmasi, makanan dan minuman, serta otomotif.
Kunjungan Hun Sen ke Indonesia juga menjadi momentum strategis untuk membahas berbagai isu kawasan, termasuk peran ASEAN dalam menjaga stabilitas dan mendorong penyelesaian damai atas berbagai konflik yang terjadi.
Indonesia, sebagai negara terbesar di ASEAN, memegang posisi penting dalam mendukung dialog dan kerja sama regional.
Dengan kunjungan ini, diharapkan hubungan bilateral Indonesia-Kamboja semakin kokoh dan konstruktif, tidak hanya dalam tataran diplomatik dan ekonomi, tetapi juga dalam memperkuat solidaritas regional di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks.




