BeritaNasionalPeristiwa

Cegah Konflik Keagamaan, Kemenag Rancang Case Management System Berbasis Teknologi

BIMATA.ID, Bogor – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), tengah menyusun Case Management System berbasis standar operasional prosedur (SOP), protokol penanganan, panduan, serta pemanfaatan teknologi, seperti chatbot WhatsApp, untuk pelaporan, dan informasi dini terkait konflik keagamaan.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat menjelaskan, kebijakan itu diambil, imbuh Arsad, untuk memperkuat kesiapsiagaan aparatur Kemenag di lapangan dalam mengantisipasi potensi konflik.

Menurutnya, alert culture atau kepekaan dalam mengenali tanda-tanda awal munculnya konflik sosial keagamaan mesti dimiliki oleh tiap penyuluh dan penghulu.

Baca juga: Presiden Prabowo Bangun 100 Sekolah Berasrama Setiap Tahun untuk Anak Kurang Mampu

“Selama dua tahun terakhir (2023–2024), tercatat 41 kasus konflik sosial berdimensi keagamaan. Jumlah ini belum termasuk pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan yang turut menambah kompleksitas tantangan yang dihadapi,” ujar Arsad Hidayat, dalam kegiatan Sekolah Penyuluh dan Penghulu Aktor Resolusi Konflik (SPARK) yang digelar oleh Kanwil Kemenag Jawa Barat di Bogor, pada Senin (05/05/2025).

Selain itu, pelatihan SPARK juga menjadi bagian dari strategi Kemenag untuk meningkatkan kapasitas aparatur, terutama dalam upaya pencegahan dan penanganan konflik sosial keagamaan.

Diketahui, sebanyak 50 penyuluh agama dan penghulu dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat mengikuti kegiatan SPARK.

Lihat juga: Dari Istana ke Sekolah: Kolaborasi Prabowo dan Bill Gates Demi Gizi Anak Bangsa

Oleh karena itu, melalui SPARK, para peserta dibekali pengetahuan dasar dan keterampilan praktis agar dapat menjadi penanggap pertama dalam situasi konflik. Mereka juga dilatih untuk membangun komunikasi efektif dan koordinasi lintas sektor dengan para pemangku kepentingan di wilayah masing-masing.

“Setelah mengikuti SPARK, para peserta diharapkan mampu memperkuat peran strategis mereka sebagai garda terdepan dalam menjaga kerukunan dan mencegah eskalasi konflik sosial keagamaan di tengah masyarakat,” tandasnya.

Related Articles

Bimata