BeritaNasionalPolitik

Presiden Prabowo Subianto: 6 Bulan, Langkah Nyata Membangun Masa Depan Indonesia

BIMATA.ID, Jakarta – Dalam enam bulan pertama masa jabatannya, Presiden Prabowo Subianto bersama Kabinet Merah Putih telah menunjukkan berbagai capaian nyata di berbagai sektor, memperkuat pondasi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Berbagai indikator ekonomi, sosial, politik, hingga diplomasi internasional mencerminkan arah kebijakan yang dinilai tepat, terukur, dan berpihak kepada rakyat.

Stabilitas Ekonomi Tetap Terjaga

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 tercatat salah satu yang tertinggi di kelompok negara G20, dengan Papua Barat mencatatkan pertumbuhan 20 persen YoY dan Maluku Utara 13 persen YoY. Rasio utang tetap terkendali, inflasi inti stabil di kisaran 2 persen YoY, dan probabilitas resesi Indonesia menjadi yang terendah di G20, hanya 5 persen.

Pemerintah juga berhasil menjaga cadangan devisa di level tertinggi sepanjang sejarah, seiring penerapan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE), serta membuat IHSG menjadi bursa saham dengan pemulihan tercepat pasca pengumuman kebijakan tarif Presiden Trump.

Kebijakan Fiskal dan Moneter Adaptif

Outlook defisit APBN 2025 diproyeksikan aman di angka 2,5 persen. Pemerintah juga berhasil meningkatkan penerimaan negara menjadi rata-rata Rp179 triliun per bulan sepanjang Desember 2024–Maret 2025. Realokasi belanja sebesar Rp306 triliun diarahkan untuk mendukung program-program langsung berdampak ke masyarakat, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan investasi pemerintah.

Pemerintah juga memastikan kenaikan PPN 12 persen hanya berlaku untuk barang mewah, demi menjaga daya beli rakyat.

Program Unggulan Beri Dampak Langsung

Sejumlah program unggulan telah berjalan efektif. Program Makan Bergizi Gratis sudah mendirikan 1.100 dapur di seluruh Indonesia, melayani 3,3 juta porsi per hari, serta menciptakan 55.000 lapangan kerja tetap baru.

Program cek kesehatan gratis melalui aplikasi Satu Sehat kini dapat diakses seluruh WNI, sementara peningkatan kesejahteraan guru ASN dan non-ASN telah terealisasi. Biaya haji turun, utang macet UMKM dihapuskan, bansos disalurkan lebih tepat sasaran, dan diskon tarif pesawat serta tol diberlakukan saat momen Nataru dan Lebaran.

Sektor Pangan dan Perumahan Diperkuat

Pemerintah juga mencetak 2 juta hektar lahan baru untuk mendukung kedaulatan pangan nasional. Produksi beras mencapai rekor tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, dan stok beras di Bulog tertinggi dalam 23 tahun.

Harga gabah diserap pemerintah dengan harga Rp6.500/kg, meningkatkan kesejahteraan petani. Program pembangunan 3 juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah juga telah dimulai melalui berbagai stimulus, seperti pembebasan BPHTB dan ekspansi FLPP.

Diplomasi dan Politik Luar Negeri Berprestasi

Presiden Prabowo Subianto mencatat approval rating tertinggi di antara para pemimpin G20, mencapai 81 persen. Indonesia resmi bergabung ke BRICS+ dan bersiap memimpin kelompok negara berkembang D-8, serta mempercepat aksesi ke OECD.

Negosiasi perjanjian dagang CEPA dengan Uni Eropa dan Kanada hampir rampung. Dalam diplomasi, Presiden Prabowo menyelesaikan 12 kunjungan kenegaraan dan menerima lebih dari 30 kepala negara di Indonesia. Pemerintah juga berhasil menyelamatkan 569 WNI korban TPPO di Myanmar.

Pemberantasan Korupsi Besar-besaran

Pemerintah berhasil mengungkap korupsi besar, termasuk kasus tata kelola Pertamina dengan kerugian hampir Rp1.000 triliun dan penyerobotan hutan sawit yang merugikan negara lebih dari Rp1.000 triliun.

Program Masa Depan Siap Berjalan

Sejumlah program jangka menengah juga sedang disiapkan, seperti perluasan program MBG ke 82 juta penerima, pembukaan 8 juta lapangan kerja melalui Danantara, pendirian 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, pembukaan Sekolah Rakyat untuk anak kurang mampu, dan pembangunan Sekolah Unggulan untuk mencetak generasi pemimpin bangsa.

Dalam enam bulan, pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dinilai berhasil menunjukkan keberpihakan pada rakyat, disiplin fiskal, reformasi struktural, serta memperkuat ketahanan nasional. Capaian ini disebut menjadi fondasi kuat menuju Indonesia yang makmur, adil, berdaulat, dan sejahtera di tahun 2045.

(MNH)

Related Articles

Bimata