BeritaInternasionalNasionalPolitik

Indonesia Tanggapi Kebijakan Proteksionis AS Lewat Jalur Diplomasi

BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia saat ini tengah fokus merancang langkah-langkah untuk menghadapi kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Menurutnya, tim khusus negosiasi akan segera diberangkatkan dalam waktu dekat.

“Sekarang fokus negosiasi dengan Amerika,” ujar Budi saat menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (15/4/2025).

Lebih lanjut, Budi Gunawan menjelaskan bahwa persiapan yang dilakukan oleh tim sudah cukup matang. Pemerintah telah menyusun strategi yang mencakup berbagai aspek, mulai dari kebijakan tarif, hambatan nontarif, hingga peluang investasi bilateral. “Ada, klasifikasi yang terkait dengan tarif, nontarif dan investasi. Sudah dirumuskan, nanti ada tim dalam waktu yang akan berangkat,” katanya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Tiba di Tanah Air Usai Lawatan ke Timur Tengah dan Turki

Delegasi Indonesia yang akan terlibat dalam negosiasi ini terdiri dari enam tokoh penting di bidang ekonomi dan diplomasi. Mereka antara lain Menteri Luar Negeri Sugiono, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, serta Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir.

Kebijakan tarif tinggi dari Presiden Trump sebelumnya menjadi sorotan, di mana AS mengenakan tarif sebesar 32% untuk sejumlah produk asal Indonesia. Meski begitu, kebijakan ini kini ditangguhkan selama 90 hari. Kendati demikian, Trump tetap memberlakukan tarif umum sebesar 10% terhadap barang impor dari berbagai negara sebagai bagian dari kebijakan proteksionisnya. Indonesia pun memutuskan untuk menempuh jalur diplomasi dalam menanggapi kebijakan tersebut.

Salah satu pendekatan dalam proses negosiasi adalah memperbaiki keseimbangan neraca perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Upaya ini dilakukan dengan memperluas volume impor Indonesia terhadap berbagai komoditas asal AS, seperti minyak dan gas, serta produk pertanian seperti kapas dan kedelai.

Simak Juga: Gerindra Puji Pemerintah, Sebut Mudik Lebaran 2025 Paling Lancar Sejak 2000

Related Articles

Bimata