BeritaPolitikRegional

Fitnah Meluas Jelang PSU, H Amir: Ini Serangan Politik Personal

BIMATA.ID, Jawa Barat – Menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Bupati Tasikmalaya pada 19 April 2025, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat, H Amir Mahpud, menjadi sasaran berbagai tudingan pribadi. Ia menyayangkan maraknya isu negatif yang dialamatkan kepadanya, padahal dirinya bukan bagian dari pasangan calon bupati maupun wakil bupati.

“Saya menilai isu-isu yang dibuat sudah ke personal. Padahal saya bukanlah calon Bupati atau calon Wakil Bupati yang ikut dalam PSU. Untuk itu saya harus melawan pihak-pihak yang sengaja membangun isu secara personal tersebut,” tegas H Amir dalam pernyataannya pada Senin, 14 April 2025.

Menurut H Amir, tuduhan yang mengarah padanya telah melewati batas wajar. Ia merasa difitnah secara kejam dan tidak manusiawi, sehingga memutuskan untuk tidak lagi bersikap pasif terhadap serangan tersebut.

“Saya akan melaporkan pihak yang menyerang personal saya sebagai bentuk perlawanan karena sudah tidak bisa lagi dibiarkan,” kata H Amir Mahpud.

Ia secara khusus menyoroti unggahan akun TikTok Mumuh Muhaemin_86, yang dikelola oleh Ajengan Mimih Haeruman, karena menuduh dirinya merupakan bagian dari Ijabi (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) atau Syiah. H Amir membantah keras tudingan itu dan menyebutnya sebagai fitnah yang sangat menyesatkan.

“Bahkan saya tidak kenal orang tersebut,” ujar H Amir, mengungkapkan keterkejutannya atas tuduhan dari sosok yang menurutnya tidak ia kenal.

Mendapatkan dukungan dan masukan dari kalangan tokoh agama, relawan, serta para pendukung Partai Gerindra, H Amir berencana membawa masalah ini ke ranah hukum. Langkah ini diambil demi menjaga kehormatan pribadi dan institusi yang ia pimpin.

Baca Juga: Prabowo Ungkap Qatar Akan Investasi Dengan Danantara Sekitar Rp 33 T

“Atas berbagai saran dan masukan, saya disarankan untuk berkonsultasi dengan partai, relawan, loyalis serta alim ulama agar mengambil langkah hukum dan melaporkan ujaran kebencian itu,” jelasnya.

H Amir menegaskan bahwa langkah hukum yang akan ia tempuh bukan semata karena momen PSU, namun lebih pada keinginan menjaga harga diri dan reputasi keluarga serta Partai Gerindra secara keseluruhan.

“Selama ini saya sering diserang atau dituduh oleh aktor politik. Tapi saya diam, namun untuk kali ini saya harus mengambil langkah dan melawannya karena sudah keterlaluan ujaran kebencian kepada diri saya,” tutur H Amir.

Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya sudah pernah melaporkan tindakan serupa ke Polres Tasikmalaya. Salah satunya melibatkan seorang warga dari Kampung Batu Lawang, Setiawaras, Kecamatan Cibalong, yang diduga menyebarkan ujaran kebencian terhadap dirinya.

Lihat Juga: Gerindra Puji Pemerintah, Sebut Mudik Lebaran 2025 Paling Lancar Sejak 2000

Related Articles

Bimata