BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, memandang pertemuan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, sebagai sinyal dukungan politik dari PDIP terhadap pemerintahan mendatang.
Menurut Eddy, pertemuan tersebut dapat diartikan sebagai indikasi bahwa PDIP akan ikut serta dalam kerja sama pemerintahan, meskipun tanpa menempatkan kader di posisi kabinet. “Tentu hal ini bisa diartikan bahwa PDIP akan bergabung bersama di pemerintahan dan di kabinet,” ujarnya, Kamis (10/4). Ia menambahkan, “Namun, sudah ditegaskan oleh Ibu Mega dukungan ini adalah dukungan secara resmi kepada pemerintah, namun juga memberikan konfirmasi bahwa PDIP tidak akan menempatkan kadernya di kabinet.”
Ia kemudian menyamakan posisi PDIP saat ini dengan partai NasDem yang juga menyatakan dukungan kepada pemerintahan Prabowo tanpa mengisi kursi menteri. Eddy juga menilai bahwa sikap tersebut adalah bentuk partisipasi yang sah dalam sistem demokrasi.
Baca Juga: Presiden Prabowo Disambut Hangat oleh Presiden Erdoğan Setibanya di Turkiye
Lebih lanjut, Eddy mengingatkan bahwa PAN juga pernah berada dalam posisi serupa pada masa jabatan kedua Presiden Jokowi. “Jadi saya kira ini bukan suatu kejanggalan tetapi sebuah norma yang memang sudah berjalan di Indonesia dan ternyata bisa berjalan efektif juga,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa bentuk dukungan politik tidak harus diwujudkan melalui posisi di pemerintahan. “Karena dukungan itu bukan berarti serta merta harus masuk kabinet tetapi mendukung berbagai kebijakan yang bisa juga dilakukan melalui kebijakan di parlemen bersama-sama,” tambah Eddy. Pertemuan Prabowo dan Megawati sendiri berlangsung di kediaman Megawati di Teuku Umar pada Senin (7/4), selama sekitar 1,5 jam, dan dihadiri pula oleh sejumlah tokoh Kabinet Merah Putih.
Simak Juga: Srikandi Gerindra Endang S Thohari Dorong Pemulihan Pertanian di Cugenang
