
BIMATA.ID, Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI menilai emas menjadi solusi instrumen investasi yang ideal pada saat ini.
Diketahui, hal itu terjadi lantaran emas merupakan aset safe haven terlebih di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BSI, Bob T Ananta menjelaskan, bahwa kondisi tersebut didukung pula proyeksi harga emas yang dalam jangka menengah maupun panjang masih meningkat terutama di tengah kondisi ekonomi global yang masih menantang.
Baca juga: Sepulang dari Timur Tengah, Prabowo Sambut Wakil PM Rusia di Jakarta
“Dan insyaAllah dengan inovasi layanan bisnis emas dari BSI, masyarakat tidak perlu mengantri saat bertransaksi,” kata Bob T Ananta yang dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, (16/05/2025).
Menurutnya, harga emas diprediksi naik hingga US$3.200 per troy ons, bahkan bisa mencapai US$4.500 per troy ons pada penghujung 2025 menurut Goldman Sachs. BSI sangat optimistis dengan potensi bisnis emas ke depan bagi pertumbuhan BSI dan tentu saja benefit untuk masyarakat.
Sebelumnya, seusai penetapan bank emas oleh Presiden Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025 lalu, BSI terus memperkuat infrastruktur serta mensosialisasikan layanan bisnis emas kepada masyarakat.
Lihat juga: Wali Kota Madiun Maidi Hadiri Halal Bihalal Bersama Srikandi Bintang Prabowo 08
Oleh karena itu, dalam kurun satu bulan setelah diluncurkan, bisnis BSI Emas mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan terdorong oleh tren harga yang berkilau dan kesiapan produk.
“Awal 2024 harga emas masih sekitar Rp1 juta per gram dan saat ini sempat menyentuh Rp1,89 juta per gram. Mereka yang membeli emas lewat cicilan, sudah bisa menikmati kenaikan harga emasnya. Ibaratnya dengan cicil emas nasabah membeli emas pada masa depan dengan harga sekarang,” pungkasnya.