
BIMATA.ID, Bali – Dalam menghadapi tantangan fluktuasi harga komoditas pangan pada saat musim panen raya, Perum Bulog mengambil langkah strategis dengan menjalin kemitraan langsung bersama petani.
Mengenai hal di atas, kerjasama ini fokus pada penyerapan dua komoditas utama, yaitu beras dan jagung, yang merupakan hasil unggulan pertanian Provinsi Bali.
Melalui skema kemitraan ini, Bulog tidak hanya berperan sebagai off-taker hasil panen, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam mendukung keberlanjutan produksi pangan lokal.
Baca juga: Presiden Prabowo Terima Kunjungan Wakil PM Rusia, Bahas Penguatan Kerja Sama Bilateral
Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Pangan) Provinsi Bali, yang turut memfasilitasi koordinasi antara petani, kelompok tani, gapoktan, serta unsur BUMN dan BUMDes.
Merespon hal tersebut, Kepala Distanpangan Bali, I Wayan Sunada menyampaikan, pola kemitraan ini merupakan bentuk nyata menjamin hasil panen petani dengan harga yang sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Menurutnya, dari hasil pantauan khususnya lahan jagung di Kecamatan Gerokgak, Buleleng seluas 60 Ha jagung telah habis panen, tersisa sekitar 5% dengan produktivitas 5 sampai dengan 6 ton/ha.
Lihat juga: Meski Megawati dan Prabowo Bertemu, PDIP Tetap Dukung Program yang diusung Pemerintah
“Pola kemitraan ini menjadi salah satu bentuk konkret kolaborasi antar lembaga dalam melindungi petani dari fluktuasi harga dan memberi jaminan pasar. Dinas berperan dalam memetakan potensi panen, mengidentifikasi kelompok tani yang siap bermitra, dan memastikan kualitas hasil panen memenuhi standar yang dipersyaratkan Bulog,” ujar Sunada.
Berdasarkan laporan, pada saat ini, jelas Sunada, harga jagung tongkol kering Rp 2.200,-/kg dan harga pipilan kering Rp 4.500,-/kg dan Bulog siap membeli jagung pipilan kering dengan kadar air 14% dengan harga Rp5.500,-/kg.
Selain itu, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng juga melakukan pendampingan teknis terhadap petani melalui petugas penyuluh lapangan (PPL) di masing-masing kecamatan.
Simak juga: Lawatan ke Timur Tengah dan Turki, Presiden Prabowo Bawa Pulang Sejumlah Kesepakatan Strategis
Sehingga, pendampingan ini meliputi pengelolaan pascapanen, peningkatan kualitas produk, serta penyesuaian terhadap standar logistik dan penyimpanan agar hasil panen bisa diserap secara optimal.
Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menargetkan pola kemitraan semacam ini dapat direplikasi di kabupaten lain, sebagai bagian dari strategi pembangunan pertanian terpadu yang berbasis pada ketahanan, dan kemandirian pangan.
“Kami akan terus mendorong ekosistem pertanian yang sehat, mulai dari hulu hingga hilir. Dengan sinergi antara pemerintah daerah, BUMN seperti Bulog, dan kelembagaan petani, kami yakin pertanian Bali akan semakin tangguh,” pungkasnya.
Selengkapnya: 88% Percaya Pada Presiden Prabowo: Bukan Angka, Tapi Amanah yang Harus Dijaga




