BeritaEkonomiNasional

SBY: Industrialisasi dan Hilirisasi Jadi Agenda Utama Prabowo Selamatkan Ekonomi

BIMATA.ID, Jakarta – Presiden RI ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkapkan bahwa agenda utama Presiden Prabowo Subianto dalam menyelamatkan ekonomi Indonesia adalah industrialisasi dan hilirisasi.

Menurut dirinya, langkah ini sudah tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi nasional.

“Saya mengikuti agenda Pak Prabowo, industrialisasi dan hilirisasi menjadi agenda utama. Itu sudah betul,” kata SBY, Selasa (18/02/2025).

SBY menjelaskan bahwa Prabowo memilih agenda ini karena dalam satu dekade terakhir, Indonesia mengalami deindustrialisasi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi stagnan di kisaran 5%.

Hal ini disebabkan oleh menurunnya kontribusi industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Selama periode 2014-2024, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB merosot ke level 18-19%, dengan pertumbuhan hanya 4,43% pada 2024.

“Dulu waktu saya memimpin juga ada masalah, tetapi tidak serendah ini. Era kami dulu 22-23%. Sekarang drop lagi 10 tahun terakhir, lebih rendah lagi,” ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa pertumbuhan industri manufaktur yang hanya 4% lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5%.

“Artinya apa? Enggak mungkin dia menjadi *driver* penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, wong malah lebih rendah dibandingkan total pertumbuhan ekonomi kita,” tegasnya.

Sebagai bagian dari koalisi pemerintahan Prabowo, SBY mengaku telah menitipkan pesan agar kebijakan hilirisasi tidak melenceng.

Ia menekankan, betapa pentingnya menjaga industri hulu agar hilirisasi dapat berjalan dengan optimal.

“Saya menitip kepada semua pihak yang ingin melakukan peningkatan hilirisasi *across the country*, hilirisasi ini jangan melupakan hulunya,” tutur SBY.

Menurutnya, industri hulu merupakan bagian penting dalam rantai pasokan industri dalam negeri.

Jika industri hulu tidak terjaga dengan baik, maka industrialisasi juga tidak akan terjadi.

“Kalau hulunya susut, rusak—misalkan pertambangan banyak kerusakan, pertanian bermasalah, lautan juga begitu—jangan berharap di hilirnya kuat. Jadi, pastikan hulu-hilir terjaga dengan baik,” pungkasnya.

Related Articles

Bimata