Rencana Besar Prabowo: Investasi Ratusan Miliar Dolar untuk Ekonomi yang Lebih Kuat

BIMATA.ID, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menetapkan sasaran ambisius dalam dunia investasi. Ia mengincar realisasi investasi sebesar US$814,6 miliar atau sekitar Rp13.032,8 triliun dalam kurun waktu 2025 hingga 2029. Upaya ini diharapkan mampu mendorong perekonomian Indonesia mencapai pertumbuhan sebesar 8 persen dalam lima tahun mendatang.

Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa investasi memainkan peran utama dalam mencapai target tersebut. Ia mengungkapkan, nilai investasi yang dibidik pemerintah mengalami lonjakan hingga 143 persen dibandingkan dengan realisasi investasi selama satu dekade terakhir.

Rosan menjelaskan bahwa investasi merupakan pilar penting dalam struktur ekonomi nasional. Saat ini, sekitar 53 persen pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi domestik, sementara investasi menyumbang 28 persen. Sementara itu, pengeluaran pemerintah menyokong sekitar 8-9 persen, dan ekspor neto berkontribusi sebesar 2 persen terhadap perekonomian negara.

Berdasarkan proyeksi yang disampaikan oleh Kementerian PPN/Bappenas, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan meningkat secara bertahap dalam lima tahun ke depan. Rata-rata pertumbuhan investasi per tahun ditargetkan berada di angka 15,67 persen.

Baca Juga: Peringati HUT ke 17, DPC Gerindra Padangsidimpuan Gelar Donor Darah

Pada tahun 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen dengan investasi sebesar US$119,1 miliar atau sekitar Rp1.905,6 triliun. Angka ini terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya, di mana pada 2026 pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mencapai 6,3 persen dengan investasi US$136 miliar atau Rp2.175,26 triliun.

Memasuki 2027, target pertumbuhan ekonomi ditetapkan di angka 7,5 persen dengan jumlah investasi yang diincar sebesar US$160,5 miliar atau Rp2.567,47 triliun. Tren positif ini berlanjut pada tahun 2028 dengan target pertumbuhan 7,7 persen dan investasi mencapai US$185,6 miliar atau Rp2.969,64 triliun.

Pada tahun terakhir pemerintahan Prabowo, yakni 2029, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen. Untuk mendukung pencapaian tersebut, investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai US$213,4 miliar atau setara Rp3.414,82 triliun. Jika dijumlahkan selama lima tahun, maka total investasi yang diharapkan masuk ke Indonesia mencapai lebih dari Rp13.032 triliun.

Dalam rangka meningkatkan arus investasi, Rosan juga mengadakan pertemuan dengan Christel Bories, CEO perusahaan tambang asal Prancis, Eramet. Perusahaan ini berkomitmen memperluas investasinya di sektor mineral Indonesia, khususnya dalam mendukung hilirisasi dan penguatan rantai pasok baterai kendaraan listrik.

Pembicaraan dengan Eramet mencakup eksplorasi wilayah baru di Sulawesi Selatan dan Papua. Selain itu, perusahaan tersebut juga mengembangkan proyek Responsible Green Electric Vehicle (RGEV) yang melibatkan sejumlah mitra strategis guna memperkuat ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia.

Melalui langkah-langkah ini, pemerintah optimistis dapat menarik lebih banyak investasi yang berkelanjutan. Dengan dorongan dari sektor hilirisasi dan infrastruktur pendukung, diharapkan Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan stabil di masa depan.

Simak Juga: Gerindra Kuningan Optimis Menatap 2029: Solid, Berjuang, dan Mengawal Kepemimpinan Prabowo

Exit mobile version