BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Ekonomi Kreatif sekaligus Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf), Teuku Riefky Harsya, mendorong Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk meningkatkan dukungannya terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) guna mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Garuda, Jakarta, Kamis (6/2), Riefky bertemu dengan Kepala BPOM, Prof. dr. Taruna Ikrar, M. Biomed., Ph.D., beserta jajaran. Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya sinergi antar kementerian dan lembaga dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Riefky, kolaborasi dengan BPOM harus diperkuat agar UMKM dapat berkembang lebih pesat dan memiliki daya saing yang lebih tinggi.
“UMKM harus menjadi subsektor ekonomi kreatif yang mampu menciptakan lapangan kerja lebih luas. Berdasarkan data BPS, tenaga kerja di sektor ini meningkat 80 persen dalam satu dekade terakhir. Mengingat tren ekonomi kreatif yang berbasis padat cipta terus berkembang, kolaborasi dengan BPOM akan membantu usaha kecil naik kelas dan meningkatkan kualitas produk,” ujar Riefky dalam keterangan pers yang diterima Jumat.
Baca Juga: HUT ke-17 Gerindra, Prabowo Titipkan Pesan Perjuangan kepada Kader
Sebagai langkah konkret, Kemenekraf dan BPOM sepakat untuk membentuk tim kecil yang akan menyusun rencana kerja sama. Nantinya, kerja sama ini akan dituangkan dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU).
MoU tersebut tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga memiliki aspek inovatif, terutama dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta pengelolaan kekayaan intelektual di sektor UMKM.
“Kolaborasi ini penting karena sektor ekonomi kreatif memiliki banyak pemangku kepentingan. Salah satu kerja sama yang dapat dilakukan adalah kurasi produk UMKM agar memenuhi standar yang memungkinkan mereka naik kelas dan menembus pasar lebih luas,” tambahnya.
Riefky juga menyoroti perlunya peningkatan kualitas produk UMKM, khususnya di bidang obat tradisional, suplemen kesehatan, dan kosmetik. Ia berharap BPOM dapat membantu dalam hal sertifikasi dan pendampingan agar produk lokal memiliki daya saing yang lebih tinggi.
Sementara itu, Kepala BPOM, Prof. dr. Taruna Ikrar, M. Biomed., Ph.D., menegaskan bahwa BPOM berkomitmen untuk memastikan keamanan, stabilitas, dan standar produk yang dihasilkan oleh UMKM.
“BPOM siap mendukung peningkatan ekonomi melalui pengawasan dan sertifikasi produk UMKM. Saat ini, jumlah UMKM mencapai 4,7 juta dengan kontribusi ekonomi hampir Rp6.000 triliun dari sektor pangan, obat tradisional, suplemen makanan, kosmetik, dan garam farmasi,” ujar Taruna.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi dari Kemenekraf dan BPOM, di antaranya Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Direktur Pengembangan Sistem Pemasaran dan Hubungan Kelembagaan Radi Manggala, serta jajaran pejabat utama BPOM.
Lihat Juga: Apresiasi Turnamen Badminton “Gerindra Cup” 2025, Taufik Hidayat: Dorong Pola Hidup Sehat di Indonesia