BIMATA.ID, Jakarta- Berdasarkan rilis BPS, perekonomian DKI Jakarta dengan pangsa 16,48% terhadap Nasional, mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,01% (yoy) pada triwulan IV 2024. Angka tersebut meningkat dari triwulan sebelumnya (4,93%; yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan, dari sisi permintaan, pertumbuhan terutama ditopang oleh Konsumsi Rumah Tangga, Investasi, dan Ekspor. Dari sisi Lapangan Usaha (LU) utama, pertumbuhan terutama didorong oleh LU Perdagangan, LU Konstruksi, LU Informasi dan Komunikasi(Infokom), serta LU Industri Pengolahan.
BACA JUGA: Presiden Prabowo Apresiasi Pertumbuhan Sektor Pariwisata Indonesia
“Berdasarkan perkembangan tersebut, secara keseluruhan tahun 2024, ekonomi Jakarta tumbuh 4,90% (ctc), sedikit lebih rendah dari 2023 (4,96%; ctc) dan sedikit di bawah nasional (5,03%; ctc). Dari sisi permintaan, Konsumsi RT tumbuh tinggi sebesar 5,14% (yoy), meski sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya (5,26%; yoy),” kata Arlyana, di Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Lebih lanjut Arlyana menjelaskan, bahwa tingginya pertumbuhan ditopang oleh HBKN Nataru dan berlangsungnya berbagai event dan MICE pada akhir tahun. Investasi tumbuh tinggi sebesar 7,54% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (4,27%; yoy). Meningkatnya pertumbuhan terutama didorong oleh investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya berbagai proyek strategis Pemerintah dan swasta yang bersifat multitahun.
“Ekspor juga mencatatkan peningkatan menjadi sebesar 14,66% (yoy) dari triwulan sebelumnya (13,40%;yoy), didorong oleh terus membaiknya ekspor produk otomotif, serta peningkatan ekspor untuk komoditas lainnya seperti pakaian dan aksesorinya, produk kimia, serta logam mulia dan perhiasan/permata,” ujarnya.
BACA JUGA: Presiden Prabowo Bahas Kesiapan Pangan Jelang Ramadan dalam Rapat Terbatas
Menurut Arlyana, konsumsi Pemerintah tumbuh melambat menjadi 5,20% (yoy), dari triwulan sebelumnya (11,85%; yoy). Perlambatan terutama bersumber dari front-loading pada awal tahun, utamanya terkait belanja Pemilu.
Konsumsi LNPRT juga tumbuh melambat menjadi 6,84% (yoy), dari triwulan sebelumnya (11,99%; yoy). Perlambatan sejalan dengan berakhirnya periode kampanye Pilkada pada pertengahan triwulan IV 2024.
Dari sisi Lapangan Usaha, pertumbuhan terutama ditopang oleh LU Perdagangan yang tumbuh tinggi 7,26% (yoy), meski sedikit lebihrendah dari triwulan sebelumnya (7,96% yoy), didukung olehtingginya aktivitas masyarakat saat HBKN Nataru. LU Konstruksi juga menjadi penopang dengan pertumbuhan sebesar 9,39% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (5,65%; yoy).
“Hal ini sejalan dengan Investasi yang juga tumbuh tinggi. LU Infokom tumbuh 4,36% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (4,27%; yoy), didorong oleh tingginya penggunaan data dan internet saat HBKN Nataru,” kata Arlyana.
Selanjutnya, LU Industri Pengolahan mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,35% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (1,33%; yoy), terutama didorong oleh perbaikan ekspor otomotif serta pemenuhan permintaan dalam negeri untuk HBKN Nataru. Sementara itu, LU Jasa Keuangan tumbuh lebih rendah menjadi sebesar 2,60% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 6,09% (yoy), sejalan dengan melambatnya penyaluran kredit.
BACA JUGA: Prabowo Tetapkan HPP Gabah Rp 6.500, Siap Tindak Pihak yang Rugikan Petani