Program Makan Bergizi Gratis di Boyolali Disambut Antusias oleh Siswa
BIMATA.ID, Boyolali – Senyum lebar menghiasi wajah para siswa pada hari pertama pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, Senin (06/01).
Program ini menjangkau 190 titik di 26 provinsi secara serentak, termasuk di SDN 1 Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah.
Di SDN 1 Donohudan, sebanyak 136 murid dari kelas 1 hingga 6 menikmati sajian menu bergizi berupa nasi, daging, sayur, dan susu.
Para siswa terlihat antusias mengikuti program ini, yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia.
Ataya, seorang siswa kelas 5, mengungkapkan rasa bahagianya atas program ini.
“Enak sekali,” katanya sambil tersenyum lebar.
Sebelum adanya MBG, Ataya biasanya menggunakan uang jajan untuk membeli makanan di kantin sekolah.
“Dengan makan gratis ini, saya jadi bisa menghemat uang,” tambahnya.
Rifky dan Alfiano, teman sekelas Ataya, juga merasakan manfaat dari program tersebut. Mereka tidak hanya senang karena bisa menghemat uang jajan, tetapi juga menikmati suasana kebersamaan saat makan bersama teman-teman di kelas.
“Senang, seru,” kata Rifky.
Sementara itu, Alfiano berharap program ini dapat membantu generasi muda menjadi lebih maju dan kuat.
Program MBG ini telah menjangkau berbagai daerah di Indonesia, dari Aceh hingga Papua Selatan, termasuk semua provinsi di Pulau Jawa, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaan program ini diawasi oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
SPPG bertugas memastikan makanan bergizi tersalurkan dengan baik kepada penerima manfaat.
Unit ini bekerja sama dengan ahli gizi untuk menjaga kualitas nutrisi makanan dan mengelola distribusinya secara tepat waktu.
Selain itu, SPPG juga mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah di dapur MBG.
Untuk mendukung keberlanjutan, nampan penyajian dalam program ini dirancang menggunakan bahan stainless steel yang higienis dan dapat digunakan kembali.
Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap efisiensi dan kelestarian lingkungan, sekaligus memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat.