BIMATA.ID, Jakarta – Presiden Taiwan, Lai Ching-te, menyambut kedatangan delegasi dari Brookings Institution di Istana Kepresidenan pada Kamis, 19 Desember 2024. Dalam pertemuan ini, Presiden Lai menyoroti peran strategis Taiwan di kawasan Indo-Pasifik sebagai penjaga demokrasi global. Ia juga menegaskan komitmen negaranya untuk melaksanakan Empat Pilar Perdamaian, yang bertujuan menjaga keamanan Taiwan serta mendorong stabilitas dan perdamaian regional.
Di tengah lanskap global yang semakin rumit, Presiden Lai mengungkapkan harapannya untuk mempererat kolaborasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara demokrasi lainnya. Menurutnya, Taiwan berperan sebagai “kekuatan untuk kebaikan,” yang berkomitmen mendukung kemajuan demokrasi serta kesejahteraan global. Presiden Lai percaya bahwa kerja sama lintas negara dapat menjadi kunci menghadapi tantangan global.
Brookings Institution, sebagai salah satu lembaga pemikir paling berpengaruh di dunia, memainkan peran penting dalam pembentukan kebijakan internasional. Ketua delegasi, Cecilia Rouse, menyampaikan apresiasinya atas dialog yang terbuka dengan Taiwan. Ia menyebut bahwa kunjungan ini bertujuan memperkuat hubungan strategis antara AS dan Taiwan, khususnya dalam mendukung perdamaian dan kemakmuran bersama.
Baca Juga: Prabowo Hadir di Universitas Al Azhar Kairo, Mahasiswi: Seperti Dikunjungi Orang Tua Sendiri
Presiden Lai juga menyinggung ancaman dari negara-negara otoriter seperti Tiongkok, Rusia, Korea Utara, dan Iran yang semakin intensif dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyoroti upaya Tiongkok yang berulang kali meningkatkan aktivitas militernya di Selat Taiwan sebagai langkah yang merusak stabilitas kawasan. Presiden mengucapkan terima kasih kepada AS dan negara-negara sekutu yang telah mendukung Taiwan secara terbuka dalam menghadapi tekanan tersebut.
Dalam mengatasi tantangan tersebut, Taiwan terus memperkuat pertahanan nasionalnya, baik melalui pengembangan teknologi alutsista lokal maupun kerja sama internasional. Selain itu, Taiwan juga fokus pada peningkatan ketahanan ekonomi dan menjalin aliansi dengan negara-negara demokrasi untuk mencegah konflik. Taiwan tetap berkomitmen pada perdamaian melalui dialog yang saling menghormati dengan Tiongkok, dengan syarat adanya kesetaraan dan martabat di antara kedua pihak.
Ketua delegasi, Cecilia Rouse, mencatat bahwa meski Amerika Serikat sedang menghadapi transisi kepemimpinan dengan kembalinya Donald Trump sebagai presiden pada Januari 2025, hubungan AS-Taiwan tetap kokoh. Ia menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai bersama yang mengikat kedua negara dalam menghadapi tantangan global yang semakin besar.
Pertemuan ini mencerminkan hubungan erat antara Taiwan dan AS, sekaligus menjadi simbol solidaritas demokrasi global dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
Simak Juga: Legislator Gerindra, Rahayu Saraswati Dukung Pengembangan Kampung Pangan Inovatif