BIMATA.ID, Afghanistan – Sebanyak 137 orang tewas dan lebih dari 330 lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan artileri sisa perang di seluruh Afghanistan sejak Awal 2024.
Nooruddin Rustamkhil, kepala direktorat koordinasi aksi ranjau mengatakan, Insiden tersebut menunjukkan dampak mematikan dari sisa-sisa perang yang masih tersebar di berbagai wilayah negara tersebut.
“Per awal 2024, sekitar 240 insiden terpisah telah terjadi di Afghanistan, yang mengakibatkan total 470 korban jiwa, termasuk 386 anak-anak yang tewas atau terluka,” kata Nooruddin, Selasa (17/12/2024).
Pernyataan ini menyoroti tingginya jumlah anak-anak yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Rustamkhil menjelaskan bahwa dari total korban tewas, 125 adalah anak-anak, 10 pria, dan dua wanita.
Sementara itu, korban luka mencakup 264 anak-anak, 53 pria, dan 16 wanita.
Baca Juga : Presiden Prabowo Sebut Indonesia Pimpin Ekonomi Kerja Sama Ekonomi KTT D8 Mulai 1 Januari 2026
Statistik ini menggarisbawahi bahwa anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terhadap bahaya dari sisa-sisa perang ini.
Selama periode yang sama, total luas lahan di seluruh Afghanistan yang berhasil dibersihkan dari ranjau mencapai 150 kilometer persegi.
Namun, meskipun upaya pembersihan terus dilakukan, ancaman dari ranjau yang belum meledak masih tetap tinggi.
Afghanistan dilaporkan sebagai salah satu negara yang paling terkontaminasi ranjau darat di dunia. Setiap bulan, puluhan orang menjadi korban, dengan sebagian besar adalah anak-anak. Banyak diantaranya mengalami cedera serius yang menyebabkan kerusakan fisik permanen.
Kondisi ini memperlihatkan betapa mendesaknya kebutuhan akan upaya internasional untuk membantu membersihkan wilayah yang terkontaminasi dan memberikan edukasi terkait bahaya ranjau.