Bimata

Kepala Badan Gizi Nasional Terangkan Filosofi Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto

BIMATA.ID, Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menerangkan tentang filosofi makan bergizi gratis yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto.

Dadan mengungkapkan bahwa ada dua titik kritis pertumbuhan anak, pertama, pada 1.000 hari awal kehidupan sehingga pemenuhan gizi penting demi menghindari stunting.

Sedangkan untuk titik kritis kedua ada di rentang usia 8 tahun-17 tahun.

Dadan menerangkan banyak pihak luput memberi gizi baik pada tahap ini, sehingga makan gratis bakal diberikan juga untuk anak SMA.

Ia kemudian memberikan contoh kasus nyata yang dialami di keluarganya.

Baca Juga : Warganet Senang Prabowo Gerak Cepat Sikat Koruptor: Baru Juga Sebulan Pak

Dia pun membandingkan pertumbuhan kedua anaknya dengan sang keponakan.

Sang keponakan memang diberi gizi pada 1.000 hari pertama, bahkan sampai obesitas.

Namun, ponakan Dadan melakukan diet terlalu awal saat duduk di bangku SMP karena malu punya berat badan berlebih.

Pada akhirnya, tinggi keponakan Dadan tak lebih dari 160 cm sampai sekarang. Ia menegaskan intervensi di titik kritis kedua ini penting agar pertumbuhan otot anak berkembang dengan baik.

“Beda dengan dua anak kami, kebetulan saya ada istri satu dan anak dua. Dua orang (anak) laki-laki yang tingginya tidak kurang dari 181 cm. Bahkan, yang anak kedua itu 185 cm. Karena pada 1.000 hari pertama kita genjot dengan gizi yang cukup, bahkan susunya hampir 2 liter sehari sampai SMP,”kata Dadan, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta Pusat, Jum’at (01/11/2024).

“Jadi, SMP itu badannya gemuk sekali, beratnya hampir 104 kg. Kemudian, masuk SMA baru dia sadar kegemukan dan setop makan setiap jam 4 dan langsung turun (berat badan). Tapi tinggi badannya sudah 185 cm. Kenapa? Karena kita biarkan dipenuhi gizinya pada saat pertumbuhan di periode kedua,” sambungnya.

Simak Juga : Sekretariat TKN Fanta Prabowo Jadi Rumah Pemenangan RIDO

Oleh karena itu, Dadan menegaskan pentingnya intervensi gizi anak oleh pemerintah, dirinya bahkan mewanti-wanti bahaya di kemudian hari andai tak ada makan bergizi gratis.

“Jadi betul apa yang dikatakan oleh Pak Prabowo, ‘Jangankan bermain bola yang dituntut fit 90 menit, jangan-jangan bertanding pun tidak mampu’,” tegasnya.

Ia pun memperkirakan populasi Indonesia pada 2045 bakal diisi anak-anak yang mayoritas lahir dari keluarga kurang mampu.

Hal Ini berpotensi terjadi jika pemerintah tak memberikan makan bergizi gratis.

“Oleh sebab itu, Pak Prabowo Subianto menekankan program makan bergizi adalah pertaruhan jabatan beliau,” pungkasnya.

Exit mobile version