BIMATA.ID, Jakarta – Meski di prediksi bisa, namun target menang satu putaran dalam pilkada Jakarta 2024 dinilai sulit untuk di wujudkan, hal ini diperkuat dengan kehadiran 3 paslon serta kondisi masyarakat Jakarta yang lebih terbuka akan politik kekinian. Demikian dikatakan pengamat politik Jajat Nurjaman.
“Jakarta berbeda dengan provinsi lain, selain adanya kekhususan dengan target menang harus lebih dari 50 persen, Jakarta juga meruoakan barometer politik nasional, masyarakat Jakarta sudah terbiasa dengan isu-isu politik nasional yang secara tidak langsung akan mempengaruhinya dalam menentukan sikap politiknya kedepan, untuk itu para kandidat perlu lebih berhati hati dalam mengelola setiap isu yang terjadi di Jakarta” tutur Jajat.
Lihat Juga: Prabowo Ingin Belajar Makan Bergizi Gratis dari Brasil, Pengamat: Diplomasi yang Dukung Kesejahteraan Rakyat
Menurut Jajat, kehadiran para tokoh nasional yang memberikan dukungan kepada para kandidat dalam pilkada Jakarta menunjukan bahwa Jakarta secara politis dianggap sebagai kota yang penting, apalagi dalam perjalanannya kebelakang eks Gubernur Jakarta sudah dua orang yang maju dalam pilpres, sehingga muncul anggapan dengan berkuasa di Jakarta maka semakin dekat menuju istana, meskipun hal tidak selalu dianggap kebenarannya.
“Melihat situasi ini, adalah wajar jika politik di Jakarta sangat mahal, tidak hanya tentang biaya politik namun komitmen politik pun tentunya tidaklah murah, apalagi untuk mendapatkan dukungan dari para tokoh nasional, saya kira dengan hadirnya 3 paslon ini pilkada Jakarta akan bertahan dengan tradisinya yakni dua putaran” tutup Jajat.
Simak Juga: Tokoh Muda Gerindra Gelar Senam Sehat Bareng Ribuan Relawan R1DO di Banjir Kanal Timur (BKT) Duren Sawit