BIMATA.ID, Jakarta- Melihat trend survey pilkada Jakarta baru-baru ini, meskipun terjadi pasang surut elektabilitas diantara para kandidat namun hal ini dinilai masih jauh dari target untuk dapat menang satu putaran dalam pilkada Jakarta. Pasalnya, mesin partai yang biasanya menjadi leader pergerakan utama masih terlihat stagnan malah terkesan lebih hati-hati dalam menerapkan strateginya mengingat peluang terjadinya dua utaran masih terbuka lebar.
“Pilkada Jakarta berbeda dengan pilkada lainnya karena menggunakan sistem harus menang lebih dari 50 persen, untuk itu sangat wajar jika strategi yang diterapkan cenderung lebih defensif mengingat pentingnya menjaga trend kemenangan, apalagi dengan di ikutinya 3 kandidat tentunya kemungkinan terjadinya putaran kedua dalam pilkada Jakarta kali ini cukup besar”, tutur Jajat.
BACA JUGA: Prabowo Terima Penghargaan Bergengsi dari Presiden Peru: Kehormatan Luar Biasa
Jajat menilai, secara kekuatan diatas kertas pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang didukung mayoritas kekuatan politik di Jakarta seharusnya bisa lebih unggul, namun jika mengacu kepada hasil survey terbaru yang justru kalah dengan pasangan Pramono-Rano menunjukan belum ada keseriusan dari tim pemenangan Ridwan Kamil-Suswono khususnya dari mesin parpol KIM yang menjadi leader penggerak utama kemenangannya.
“Mengingat batas waktu pelaksanaan pilkada Jakarta sudah hampir memasuki tahap akhir, saya kira dengan waktu yang relatif sangat singkat ini rasanya cukup berat bagi para paslon untuk tetap mengejar target menang satu putaran di Jakarta, untuk itu yang diperlukan saat ini adalah cukup menjaga asa kemenangan dan masuk ke putaran kedua”, pungkasnya.
BACA JUGA: Prabowo Serius Berantas Penyelundupan, 283 Upaya dalam Seminggu Digalakkan