Bimata

Pengamat: Pertemuan Jokowi dengan Prabowo Jawab Isu Hubungan Keretakan Yang Dinilai Berlebihan

BIMATA.ID, Jakarta – Pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto tadi malam yang dikaitkan untuk menjawab isu keretakan hubungan diantara kedua dinilai berlebihan.

Pasalnya, sebelum pertemuan ini keduanya kerap tampil kompak dalam beberapa agenda kenegaraan sehingga isu sumir seperti itu tidaklah berdasar dan patut diduga memiliki muatan politis tertentu. Demikian dikatakan pengamat politik Jajat Nurjaman.

“Sebagai Presiden yang akan purna tugas tentu saja pak Jokowi ingin turun dengan nyaman, tidak hanya itu di antara Presiden lainnya mungkin bisa dikatakan baru kali ini ada Presiden dengan Presiden Terpilih yang terlihat kompak dalam menyusun transisi ke pemerintahan selanjutnya, artinya terkait hubungan antara pak Prabowo dengan pak Jokowi ini tidak perlu lagi diragukan”, tutur Jajat.

Baca juga: Prabowo: Kunci Negara Bebas Korupsi Hakimnya Tak Bisa Dibeli

Jajat menilai, dengan terus dimunculkannya isu keretakan hubungan pak Prabowo dan Jokowi ini patut diduga ada sekelompok pihak yang begitu menikmati isu tersebut bahkan bisa saja pada dasarnya memang menginginkan hal itu terjadi, apalagi kedepan dengan gaya politik merangkulnya, hampir dipastikan pemerintahan pak Prabowo akan mendapatkan dukungan 100 persen tanpa adanya partai oposisi, sehingga tidak ada lagi celah bagi pihak-pihak tertentu untuk mengganggu pemerintahannya.

“Di Masa transisi seperti sekarang ini penting bagi semua pihak untuk dapat menahan diri mengingat ini adalah momen krusial bagi keberlangsungan negara, saya kira isu sumir seperti ini tidak lebih hanya merupakan bagian dari upaya barisan sakit hati yang tidak menjadi bagian rekonsiliasi politik yang telah dibangun oleh pak Prabowo dengan tujuan supaya eksistensi masih terlihat”, tutup Jajat.

Exit mobile version