Bimata

Beramal Usung Gagasan Sentra Kreatif dan 10 Ribu Wirausahawan Baru di Sulteng

Pilkada Sulteng 2024

BIMATA.ID, Sulawesi Tengah — Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Abdul Karim Al-Jufri (AKA), menggagas program ambisius berupa “Sentra Kreatif” yang akan menjadi wadah bagi anak muda untuk mengembangkan kreativitas, sekaligus mendukung program mencetak 10 ribu wirausahawan baru. Gagasan ini dilontarkan sebagai bagian dari visi AKA bersama calon Gubernur Ahmad Ali dalam Pilkada Sulteng 2024.

“Kelak ketika kak Ahmad Ali dan saya dipercaya warga Sulteng untuk memimpin, saya mengundang dan mengajak anak muda Sulteng untuk ‘nongkrong bareng’ di sentra kreatif, berdiskusi, berkolaborasi, dan melahirkan kebijakan. Kami ingin mereka menjadi bagian dari 10 ribu wirausahawan baru,” ujar AKA, yang bersama Ahmad Ali mendapatkan nomor urut 1 dalam Pilkada Sulteng.

AKA, yang juga menjabat sebagai Koordinator Regional Sulawesi DPP Gerindra, menjelaskan bahwa Sentra Kreatif ini akan menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung wirausaha muda. Sentra ini akan dilengkapi dengan data kebijakan pemerintah daerah, potensi usaha di Sulteng, akses permodalan, inkubator bisnis, mentoring, serta pelatihan wirausaha baru. Hal ini bertujuan untuk membekali generasi muda Sulteng dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai dan mengembangkan usaha mereka.

Sentra ini juga akan memberikan akses kepada investasi dan dana hibah yang dirancang untuk memudahkan startup dan usaha kecil menengah berkembang. Infrastruktur modern seperti co-working space dan teknologi pendukung startup juga akan disediakan.

“Di sini, ide-ide hebat akan muncul. Sentra ini akan menjadi tempat berkumpul bagi anak muda yang ahli di bidang content creator, fotografer, videografer, reseller online shop, hingga pemilik usaha makanan atau minuman kekinian,” tambahnya.

Program ini, menurut AKA, adalah jawaban atas bonus demografi yang sedang dihadapi Sulawesi Tengah. Ia melihat demografi ini sebagai peluang emas atau “windows of opportunity” yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan adanya tenaga kerja produktif yang besar, potensi ini diyakini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi daerah. “Dukungan pemerintah dan kebijakan yang tepat akan membantu anak muda menjadi generasi yang cerdas, produktif, dan terampil, yang pada gilirannya akan memajukan daerah dan bangsa,” ujarnya.

AKA juga menyoroti tantangan global yang mengancam, seperti hilangnya lapangan pekerjaan akibat perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi. Mengutip data dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2020, AKA mengatakan, “Sekitar 85 juta lapangan pekerjaan mungkin hilang pada tahun 2025 akibat AI. Saya mengajak anak muda Sulteng bersiap menghadapi itu bersama-sama.”

Untuk memastikan semangat wirausaha dan kreativitas dapat berkembang, AKA menekankan pentingnya reformasi tata kelola pemerintahan, reformasi birokrasi, dan digitalisasi. Ia berkomitmen untuk menerapkan sistem penganggaran yang lebih efisien, di mana dana akan dialokasikan berdasarkan program yang dihasilkan (money follow program) dan hasil dari keahlian (result follow talent). “Kami ingin menghilangkan kebingungan anak muda dalam mencari dukungan finansial. Mereka butuh kecepatan, efisiensi, dan efektivitas ruang untuk merealisasikan ide mereka,” tegas AKA.

Selain itu, AKA menegaskan bahwa infrastruktur adalah elemen penting dalam mendukung 10 ribu wirausahawan baru. Ia mengusulkan percepatan pembangunan jalan, jembatan, pengairan, serta peningkatan konektivitas antar wilayah kabupaten di Sulteng. “Setiap usaha membutuhkan infrastruktur yang baik. Semakin baik infrastruktur, semakin cepat usaha berkembang. Ini semua terkait dengan kecepatan layanan, efisiensi biaya operasional, dan banyak hal lainnya,” tutup AKA.

Gagasan AKA ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi generasi muda Sulawesi Tengah, serta memberikan solusi atas tantangan ekonomi dan teknologi yang akan dihadapi dalam beberapa tahun mendatang. MAN

Exit mobile version