BIMATA.ID, Jakarta – Munculnya situasi yang terkesan ingin memaksakan Anies Baswedan harus bisa maju dalam pilkada Jakarta 2024 perlu disikapi secara komprehensif.
Pasalnya, ada banyak faktor yang dinilai cukup mempengaruhi kondisi pencalonannya saat ini meskipun statusnya berlabel petahana.
Demikian dikatakan pengamat politik Jajat Nurjaman.
Pertama, gaya politik lawas yang mengandalkan jualan ketokohan dengan harapan akan dilirik partai politik saat ini sudah tidak berlaku, apalagi sudah menjadi rahasia umum jika perhelatan pilkada memerlukan biaya yang tidak sedikit, kondisi saat ini tentu saja berbeda saat dirinya di usung oleh partai Gerindra pada periode yang lalu.
Baca Juga : Warga Muara Angke Terharu 200 Unit Rumah Apung Beserta Fasilitas Diwujudkan Oleh Prabowo
Kedua, Anies bukan kader parpol, tidak dapat dipungkiri dalam menjalin komunikasi politik termasuk dalam hal penentuan dukungan akan lebih mudah mana laka komunikasinya dilakukan antar partai politik, dibanding komunikasi lansung dengan kandidatnya, selain itu salah satu kelebihan jika pembahasan dukungan dilakukan antara politik akan ada kesepahaman diantara keduanya salah satu terkait dengan dukungan di wilayah lain, disinilah letak kekurangan yang terjadi saat ini dalam mendapatkan dukungan parpol terhadap pencalonan Anies Baswedan.
Terakhir, posisi pertama dalam survei pilkada Jakarta nyatanya tidak membuat posisi Anies Baswedan diatas angin, keengganan partai politik dalam mengusungnya kali ini patut menjadi pertanyaan besar, apakah kali ini kekeliruan telah dilakukan parpol karena enggan mengusung Anies Baswedan, atau pada dasarnya history Anies di masa lampau yang membuatnya sulit mendapatkan kepercayaan dari partai politik.
Simak Juga : Meski Jangka Panjang, Prabowo Optimistis Fungsi IKN Bisa Terlihat 3-5 Tahun ke Depan