BIMATA.ID, Sulteng- Dalam suasana yang penuh semangat dan harapan, kelompok Eka Inklusi, sebuah organisasi yang mewakili kaum disabilitas di Sulawesi Tengah, mengadakan pertemuan dengan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sulawesi Tengah, Abdul Karim Aljufri (AKA).
Pertemuan tersebut bukan sekadar ajang tatap muka, melainkan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi dan harapan bagi masa depan yang lebih inklusif menjelang pemilihan kepala daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) 2024.
Salah satu anggota Eka Inklusi, Nur Iman, berbagi cerita kepada AKA yang mengundang decak kagum. Dia menceritakan kemampuan yang dimiliki oleh kaum disabilitas di Sulteng.
BACA JUGA: Dua Kader Terbaik Gerindra Dapat Penghargaan dari Presiden Jokowi
“Di Tolitoli, kami punya bengkel elektronik. Mungkin Bapak akan terkejut melihat teman-teman kami yang memiliki keterbatasan fisik memperbaiki kipas angin hingga mesin mobil,” kata Nur Iman, dengan bangga menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak membatasi kemampuan mereka.
Elias Katapi, Ketua Eka Inklusi, juga menyuarakan aspirasi yang lebih besar. Ia menekankan pentingnya sinkronisasi visi dan misi Cagub dan Cawagub, Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri, dengan tujuan memberdayakan kaum disabilitas. “Kami tidak ingin terus-menerus meminta-minta, Pak. Kami ingin bekerja, berusaha, dan berdikari. Kami tidak ingin menjadi beban keluarga, tetapi sebaliknya, kami ingin membantu mereka,” ungkap Elias dengan penuh harap.
Elias juga mengajukan permohonan agar Universitas Tadulako (UNTAD) membuka program pendidikan luar biasa (PLB) bagi tuna rungu dan tuna netra. Ini menjadi salah satu langkah strategis untuk memastikan bahwa kaum disabilitas mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan.
Cawagub AKA dengan sigap merespon aspirasi yang disampaikan. “Insha Allah, ke depannya kita akan berusaha mewujudkan harapan-harapan ini. Ini adalah amanat undang-undang yang harus kita junjung tinggi,” jawab AKA.
BACA JUGA: Disambangi Prabowo, Warga Muara Angke Syukuri Pembangunan Rumah Apung dan Ucapkan Terima Kasih
Ia pun menegaskan bahwa kaum disabilitas harus diperlakukan sama dan adil seperti masyarakat lainnya.
“Mereka memang berbeda dengan yang lain, tapi bukan berarti mereka harus diperlakukan berbeda. Mereka memiliki hak yang sama—hak untuk hidup layak, bekerja, dan mendapatkan pendidikan serta kesempatan yang setara.”
Dalam pertemuan ini, AKA mengungkapkan rasa terima kasih kepada Elias Katapi, Nur Iman, dan anggota Eka Inklusi lainnya.
“Terima kasih telah menginspirasi saya dan teman-teman di sini. Kalian telah menunjukkan bahwa keterbatasan tidak menghalangi semangat untuk maju,” tutup AKA, dengan penuh rasa hormat.
Pertemuan ini menandai langkah penting menuju perhatian yang lebih besar bagi kaum disabilitas di Sulawesi Tengah. Sebagai informasi, undang-undang tentang hak-hak disabilitas di Indonesia dipelopori oleh Partai Gerindra, yang menunjukkan komitmen besar partai tersebut terhadap perlindungan dan pemberdayaan kaum disabilitas.
BACA JUGA: Prabowo Jajal Lapangan di Kawasan Rumah Apung Muara Angke, Main Bola bareng Anak-Anak
Dengan dukungan dari calon pemimpin seperti AKA, harapan akan masa depan yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi kaum disabilitas di Sulawesi Tengah semakin terasa nyata. Pertemuan ini bukan hanya sebuah dialog, tetapi awal dari perubahan besar yang diimpikan oleh banyak orang yang berjuang untuk hak-hak mereka.