BIMATA.ID Surabaya – PKS Jawa Timur (Jatim) menggelar webinar secara online dengan judul “Cegah Stunting Sejak DIni, Menuju Keluarga Kuat dan Berdaya” yang digelar Bidang Kesejahteraan Sosial (Kesos) yang bekerjasama dengan Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) PKS Jatim, Jumat (28/6/2024).
Bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2050 nanti seperti pisau bermata dua. Jika pemerintah berhasil menguatkan generasi, akan menjadi kekuatan. Jika sebaliknya, bisa menjadi beban. Karenanya, pencegahan stunting menjadi sangat penting.
Kegiatan ini mengundang dua narasumber yaitu dr. Palupi Sesotyorini, MKes dari BKKBN Jawa Timur dan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti.
Ketua DPW PKS Jawa Timur Irwan Setiawan menyampaikan bahwa pentingnya pembahasan tentang stunting ini. Menurutnya, stunting merupakan masalah gizi kronis yang sangat serius dan masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Timur.
“Menurut data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 27,67% pada tahun 2020,” katanya.
Jawa Timur, ia melanjutkan, sebagai salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, juga menghadapi tantangan yang sama dalam mengatasi masalah stunting. Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting harus dilakukan secara menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan.
Ia menjelaskan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Anak yang mengalami stunting, katanya, memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Namun, dampak stunting tidak hanya pada pertumbuhan fisik saja. Stunting juga mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik, dan kesehatan jangka panjang anak.
“Anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan perkembangan otak, gangguan metabolisme, dan rentan terhadap penyakit tidak menular di kemudian hari,” katanya.
Selain itu, imbuhnya, stunting juga berdampak pada produktivitas dan kualitas hidup anak di masa depan. Oleh karena itu, pencegahan stunting sejak dini menjadi sangat penting untuk memastikan generasi penerus kita tumbuh sehat, cerdas, dan produktif.
Kata Irwan, pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab individu atau keluarga saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat, pemerintah, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
“Oleh karena itu, kita perlu bekerja sama dan bergandengan tangan dalam upaya mencegah stunting. Kegiatan ini, diharapkan bisa menguatkan program PKS Jatim untuk masyarakat Jawa Timur,” harapnya.
Ia menjelaskan peran serta masyarakat, pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Masyarakat, menurutnya, memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pencegahan stunting.
Edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang, kesehatan ibu dan anak, serta pola asuh yang baik perlu terus dilakukan.
Selain itu, masyarakat juga perlu aktif dalam mengawasi dan mendukung program-program kesehatan yang ada di lingkungan mereka.
Sementara pemerintah berperan untuk memastikan ketersediaan dan aksesibilitas layanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Program-program kesehatan seperti Posyandu, Puskesmas, dan layanan kesehatan lainnya perlu diperkuat dan diperluas jangkauannya. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan dukungan dan bantuan kepada keluarga yang membutuhkan, terutama keluarga dengan risiko tinggi stunting.
Lalu, LSM dan Swasta memiliki peran yang penting dalam mendukung upaya pencegahan stunting.
“Kolaborasi antara pemerintah, LSM, dan sektor swasta dapat memperkuat program-program kesehatan dan gizi yang ada, serta memberikan dukungan tambahan bagi keluarga yang membutuhkan,” jelas pria 48 tahun itu.
“Semoga melalui webinar ini, kita semua dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai pentingnya pencegahan stunting sejak dini. Marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk mendukung upaya pencegahan stunting demi masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita,” harapnya.
Ketua Bidang Kesos DPW PKS Jatim dr Jojok Santoso SpPD FINASIM dalam sambutannya senada dengan yang disampaikan Irwan.
Menurutnya, permasalahan stunting merupakan permasalahan bangsa yang harus diselesaikan bersama.
“Pedomannya, jika angka stunting ada di atas 20 persen, berarti masalah serius. Dan Indonesia di tahun 2023, ada di angka 21,6 persen. Berarti memang harus benar-benar jadi perhatian semua pihak,” kata Jojok.
Ia berharap, webinar yang digelar saat ini memberi kontribusi positif untuk bangsa Indonesia.
“Kegiatan ini merupakan kolaborasi apik antara Bidang Kesos dan BPKK DPW PKS Jatim. Dari sini, kita kita berharap semua bisa tercerahkan dan sama-sama bergerak untuk mengatasi stunting,” pungkasnya
(W2)