BIMATA.ID, Jakarta – Pengamat politik Jajat Nurjaman mengatakan satu hal yang menjadi sorotan publik terkait revisi UU Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menjadi Dewan Pertimbangan Agung adalah sikap dari seluruh fraksi DPR yang langsung menyetujui usulan tersebut.
Hal ini menandakan kritikan dari para elit parpol baru-baru ini mengindikasikan hanya bersifat pribadi dan tidak mewakili partainya.
“Perbedaan sikap elit parpol dengan keputusan fraksi yang sudah diambil ini membuat publik heran, disatu sisi melontarkan kritik pasca disetujui tapi disisi lain fraksinya menyetujui, padahal seyogyanya jika keputusan sudah diambil segala pertentangan akan isu tersebut seharusnya sudah selesai dan tidak perlu membuat gaduh seolah menjadi bagian yang anti atas perubahan tersebut”, tutur Jajat.
Baca Juga : Prabowo ke Capaja TNI-Polri: Profesi Ini Terhormat dan Mulia, Tapi Butuh Kerelaan
Jajat menilai, ketidakselarasan antara anggota parpol dengan keputusan fraksinya di DPR terlihat hanya seperti peran pansos untuk menaikan popularitas pribadinya, namun publik bisa saja menganggap kejadian ini bisa dianggap sebagai contoh salah satu bentuk pembangkangan atas keputusan partai.
“Perubahan Wantimpres menjadi DPA dan memberikan keleluasaan bagi Presiden untuk menentukan jumlahnya secara tidak langsung bisa dikatakan sebagai pertanda hubungan harmonis antara elit parpol dengan pemerintahan yang akan datang sudah terjalin sejak jauh hari, hal ini ditandai dengan usulan revisi UU Wantimpres menjadi DPA yang langsung mendapatkan dukungan seluruh fraksi DPR”. tutup Jajat.