Bimata

Profil Sjafrie Sjamsoeddin, Calon Menhan Terkuat Era Prabowo-Gibran, Jebolan Akabri 1974

BIMATA.ID, Jakarta – Sosok Sjafrie Sjamsoeddin calon menteri terkuat di kabinet Prabowo Subianto – Gibran. Sjafrie Sjamsoeddin diprediksi mengisi jabatan Menteri Pertahanan. Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dikenal sebagai orang dekat Prabowo Subianto. Sjafrie Sjamsoeddin ternyata sahabat Prabowo saat aktif di TNI.

Keduanya berada seangkatan di Angkatan Darat (AD). Sjafrie dan Prabowo memang terlihat akrab dan sering bersama. Saking dekatnya, Sjafrie diangkat menjadi penasihat khusus di Kementerian Pertahanan, saat Prabowo menjadi Menteri Pertahanan. Kini mantan pengawal pribadi Presiden Soeharto memang Sjafrie Sjamsoeddin dan Prabowo Subianto terlihat sering berfoto bersama.

Saat ini, Sjafrie Sjamsoeddin pun disebut bakal masuk di kabinet Prabowo – Gibran. Lantas seperti apa profil dan perjalanan kariernya?

Baca Juga: Sri Mulyani Bersama Tim Prabowo : Prabowo komitmen Jaga Defisit Fiskal APBN di Bawah Level 3 Persen Terhadap PDB

Mengutip Harian Kompas 14 Agustus 1996, Sjafrie Sjamsoeddin merupakan pria kelahiran Ujungpandang 30 Oktober 1952.

Ujungpandang kini menjadi Makassar.

Ia merupakan Akabri 1974, satu angkatan dengan Prabowo Subianto.

Sjafrie pernah tercatat menggeluti ilmu bidang bisnis dan meraih gelar MBA tahun 1993.

Karier militernya dimulai di lingkungan baret merah Kopassus dengan jabatan sebagai Danton Grup I, Danki II Grup I, Pa Intel Grup I, Dan Satlak Pengawal Pribadi Presiden RI, Wadan Yon Grup I, Danyon I Grup I, Waasops Dan Kopassus (1975-1991).

Lihat Juga: Gerindra: Tak Hanya Bidang Militer, Prabowo Ingin Indonesia Kuat Disektor Ketahanan Pangan

Selain itu, ia pernah bertugas sebagai pengawal pribadi Presiden Soeharto dalam setiap kunjungan ke luar negeri.

Sjafrie antara lain pernah menjadi pengawal pribadi Presiden Soeharto ketika kunjungan kerja ke Malaysia, Singapura, Filipina, Srilanka (1979), Amerika Serikat, Jepang (1980), AS, Jepang, Korea, Spanyol (1982), Malaysia, Singapura (1984), AS, Timur Tengah, Tunisia (1993), India (1994), Denmark, Bosnia, Kroasia, Jerman, CIS (1995).

Karier militernya dimulai di lingkungan baret merah Kopassus dengan jabatan sebagai Danton Grup I, Danki II Grup I, Pa Intel Grup I, Dan Satlak Pengawal Pribadi Presiden RI, Wadan Yon Grup I, Danyon I Grup I, Waasops Dan Kopassus (1975-1991).

Selain itu, ia pernah bertugas sebagai pengawal pribadi Presiden Soeharto dalam setiap kunjungan ke luar negeri. Sjafrie antara lain pernah menjadi pengawal pribadi Presiden Soeharto ketika kunjungan kerja ke Malaysia, Singapura, Filipina, Srilanka (1979), Amerika Serikat, Jepang (1980), AS, Jepang, Korea, Spanyol (1982), Malaysia, Singapura (1984), AS, Timur Tengah, Tunisia (1993), India (1994), Denmark, Bosnia, Kroasia, Jerman, CIS (1995).

Saat itu, ia menggantikan posisi Mayjen Susilo Bambang Yudhoyono. Satu tahun kemudian, Sjafrie diangkat menjadi Panglima Kodam Jaya pada tahun 1997. Ia menggantikan posisi Mayjen TNI Sutiyoso setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarata. Sjafrie juga pernah menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli (Korsahli) TNI pada tahun 2001.

Setelah itu, ia diangkat menjadi Kepala Pusat Penerangan (Puspen) TNI, menggantikan Marsekal Muda Graito Usodo pada tahun 2002.

Pada 2005, Sjafrie diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan. Namun, unjuk rasa puluhan korban pelanggaran hak asasi manusia mewarnai pelantikan Sjafrie.

Mereka mempersoalkan diangkatnya Sjafrie yang diduga terkait dalam kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, seperti diberitakan Harian Kompas, 16 April 2005. Di tahun 2010, Sjafrie dipercaya menduduki jabatan Wakil Menteri Pertahanan, mendapingi Purnomo Yusgiantoro yang menjadi Menhan saat itu.

Terakhir, ia menjadi wakil ketua Indonesian Asian Games Organizing Committee/Inasgoc pada tahun 2018 lalu.

Simak Juga: Sekjen Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Temui Lawan Politik

Exit mobile version