BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Pertahanan (Menhan) yang juga presiden terpilih, Prabowo Subianto mendapat perlakuan istimewa dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam sidang kabinet paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/6).
Dalam sidang kabinet tersebut, Prabowo Subianto duduk di samping Presiden Jokowi. Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) menghadiri sidang kabinet paripurna tersebut.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia Igor Dirgantara mengatakan perlakuan istimewa Jokowi ke Prabowo yang ditampilkan ke publik merupakan wujud sinkronisasi kepemimpinan untuk keberlanjutan pemerintahan ke depan.
“Itu menunjukan bahwa komitmen kuat Pak Prabowo ketika menggantikan Pak Jokowi di Oktober 2024 nanti akan tegas melanjutkan program-program dari pemerintahan Pak Jokowi,” kata Igor, Rabu (26/06).
Sejak diumumkan sebagai presiden terpilih di Pilpres 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jokowi sudah melakukan sinkronisasi kepemimpinan. Salah satunya, dengan memperkenalkan Prabowo sebagai presiden terpilih Indonesia di hadapan delegasi KTT World Water Forum ke-10 di Bali bulan lalu.
Selain itu, Prabowo juga mendapatkan penugasan untuk hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) terkait Gaza untuk merespon isu geopolitik internasional.
Di dalam negeri, lanjut Igor, Prabowo menjadi pengarah dalam koalisi pemerintahan ke depan, apalagi koalisi Indonesia maju (KIM) makin mesra. Untuk itu, program-program yang akan dieksekusi ke depan pasca pelantikan pada Oktober 2024 nanti adalah keberlanjutan, baik itu makan siang bergizi, pembangunan ibu kota Nusantara (IKN) hingga hilirisasi.
“Arah koalisi Indonesia maju dari pemerintahan Prabowo-Gibran sangat ditentukan oleh kepemimpinan dari Menhan Prabowo pasca pelantikan nanti gitu. Jadi seperti makan siang bergizi, IKN, hilirisasi itu membutuhkan persatuan dan rekonsiliasi elit dan itu ditunjukkan dengan kebesaran hati Pak Prabowo dengan Pak Jokowi,” ucapnya.
Dijelaskan Igor, posisi Prabowo sangat tepat buat pembangunan bangsa ke depan di mana Prabowo akan menjadi jalan tengah bagi semua pihak, baik itu antara Jokowi dan PDIP, Jokowi-Megawati hingga mengakhiri perpecahan cebong kampret atau cebong kadrun.
“Pak Prabowo itu jalan tengah cebong-kampret, cebong dan kadrun tapi juga jalan tengah dari sebelum pilpres, jadi ini yang menarik. Jadi Pak Prabowo ini jalan tengah untuk menjembatani semua pihak, jadi waktu pilpres kadrun ke Anies, cebong ke Ganjar dan Prabowo jalan tengah sehingga dia terpilih dengan suara yang besar,” jelasnya.
“Pasca pilpres beliau itu jalan tengah dari rekonsiliasi elit antara Pak Jokowi di satu sisi, di mana PDIP selalu menyuarakan pengkhianatan Jokowi ke PDIP dan Pak Prabowo itu punya hubungan baik dengan PDIP lewat Megawati,” sambungnya.
Terkait dengan isu keretakan Prabowo-Jokowi pasca pilpres, Igor memastikan hal tersebut tidak akan terjadi karena di awal, Prabowo sudah menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program pemerintahan Jokowi.
Prabowo, kata Igor, memiliki sikap prajurit patriotik yang memegang teguh komitmennya. Maka, antara Jokowi dan Prabowo tidak akan dipisahkan, sebab keduanya membawa spirit untuk mewujudkan Indonesia Maju.
“Spirit Pak Prabowo itu keberlanjutan dari Pak Jokowi dan itu yang harus diterima oleh misalnya ketika PDIP menjadi oposisi, sudah jelas posisi Pak Prabowo adalah di pemerintahan dan pemerintahan ini adalah melanjutkan program-program Jokowi,” tambahnya.