BIMATA.ID, SUKOHARJO – Kontestasi politik menjelang bergulirnya pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sukoharjo 2024 kian memanas.
Diketahui, Partai Gerindra dan PKS menjadi kunci untuk menentukan poros koalisi partai politik (parpol) yang mengusung pasangan calon bupati-wakil bupati (cabup-cawabup).
Menjelang pendaftaran pasangan calon pada akhir Agustus, peta politik kian kentara. PDIP Sukoharjo memastikan tidak sendirian dalam mengarungi perhelatan politik lima tahunan.
Baca juga: Prabowo Tiba di Yordania, Disambut Sejumlah Pejabat Tinggi dan Jajar Kehormatan
Menanggapi hal itu, pengamat politik, Kuswanto mengatakan, ada gerbong poros koalisi Partai Golkar dan PAN yang telah menyepakati kerjasama politik. Koalisi dua parpol ini mengusung Harjanto sebagai bakal cabup dalam Pilkada.
“Pengamatan saya, sesuai komposisi kursi di parlemen memang kontestan pilkada bisa diikuti tiga poros koalisi. Gerbong koalisi PDIP, Partai Golkar-PAN, dan poros perubahan dalam Pilpres 2024, yakni PKS, PKB, dan Partai Nasdem. Namun, parpol poros perubahan kemungkinan besar bakal merapat ke gerbong PDIP atau Golkar-PAN. Pola parpol di Sukoharjo itu seperti itu,” kata pengamat politik asal Sukoharjo, Kuswanto, Selasa (11/06/2024).
Menurutnya, parpol medioker seperti Partai Gerindra menjadi kunci dalam menentukan jumlah poros koalisi parpol.
Lihat juga: Prabowo Tiba di Yordania, akan Wakili Jokowi di Konferensi Tanggap Darurat Gaza
Gerindra memiliki enam kursi di parlemen dan diuntungkan figur presiden terpilih, Prabowo Subianto, secara elektoral pasca Pemilu 2024.
“Jika Partai Gerindra bergabung dengan gerbong PDIP atau koalisi Golkar-PAN maka Pilkada Sukoharjo diikuti dua poros koalisi partai. Kita tunggu saja, dinamika yang terjadi dua bulan-tiga bulan mendatang,” ujarnya.
Untuk diketahui, konstelasi politik Pilkada 2024 tak berbeda jauh dibanding Pilkada 2020. Kala itu, Pilkada Sukoharjo hanya diikuti dua poros atau head to head koalisi parpol.
Simak juga: DPR RI Harap Prabowo Suarakan Palestina di forum internasional