BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung kursi menteri kini menjadi rebutan banyak pihak.
Waketum Gerindra Habiburokhman mengatakan, pernyataan Megawati itu hal yang normatif dan tidak tendensius.
“Itu pernyataan normatif dan tidak tendensius. Pernyataan tersebut tidak ada muatan negatif sama sekali. Kami menghormati Ibu Megawati dan pernyataan beliau adalah nasehat untuk bangsa,” kata Habiburokhman, Senin (27/05/2024).
Dirinya menilai, Megawati memahami dinamika dalam pembentukan kabinet.
Baca Juga : Prabowo Tanggapi Sikap PDIP: Kalau Tak Berkenan Gabung, Tidak Masalah
Terlebih, menurutnya, Megawati pernah menjadi presiden.
“Ibu Mega punya pengalaman menjadi Presiden. Beliau tentu paham situasi di awal pemerintahan yang baru terbentuk ada dinamika soal penunjukan menteri,” ujarnya.
Habiburokhman mengungkapkan, hal yang wajar jika banyak pihak ingin jadi menteri. Meski begitu, keinginan itu harus tetap ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sebelumnya diberitakan, pernyataan Megawati yang menyinggung kursi menteri jadi rebutan itu disampaikan dalam Rakernas ke-V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5/2024).
Megawati menyebut ada kepentingan dari satu pihak ke pihak lain terkait hal ini.
“Sembilan tahun telah dilalui dengan berbagai dinamika politik, begitu banyak tarik menarik kepentingan terjadi, bahkan jabatan menteri pun, yang ibu dengar nih, sekarang ini sudah mulai woah… pada rebutan deh,” ujar Megawati.
Simak Juga : Prabowo: Makan Bergizi Gratis Tidak Satu Pola Saja, akan Sesuai Tipologi Daerah
Ia mengatakan saat menghadapi krisis dari segala bidang, dirinya justru lebih memilih untuk merampingkan jumlah menteri di kabinet. Sikap itu diambil sebagai bentuk profesionalitas.
“Ketika menghadapi krisis multidimensi saya lebih memilih membentuk kabinet yang ramping, dengan jumlah menteri 33 tapi bersifat apa, zaken kabinet. Kabinetnya yang profesional,” pungkasnya.