BIMATA.ID, Jakarta- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengaku sungkan atau tidak enak hati untuk meminta jatah menteri ke presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto meski keduanya adalah sahabat lama.
“Ya kan ada perasaan sungkan-sungkan juga kan hahaha,” ujar Paloh saat ditemui di Akademi Bela Negara Partai Nasdem, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2024).
“(Meski saya) sahabat (dengan Prabowo),” sambung dia.
BACA JUGA: Ketua MPR Minta Masyarakat Beri Ruang Prabowo – Gibran Siapkan Masa Transisi Kepemimpinan
Paloh mengatakan, sejauh ini, belum ada pembicaraan dengan Prabowo terkait kursi menteri. Lagipula, kata dia, yang memiliki otoritas untuk membahas menteri adalah Prabowo dan Gibran Rakabuming sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.
“Kita belum tahu, memang yang punya otoritas untuk itu kan kalian tahu,” kata Paloh.
Pada Sabtu (27/4/2024) lalu, Paloh juga mengeklaim bahwa partainya belum mendapatkan tawaran menteri dari Prabowo, bahkan tidak ada pembahasan terkait itu di internal Nasdem. Menurut Paloh, partainya sadar diri sehingga tidak mengharapkan kursi menteri.
“Belum, belum, belum ada (tawaran menteri) dan kita tidak membicarakan hal itu,” kata Paloh di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu.
Seperti diketahui, Partai Nasdem telah menyatakan bakal mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran seusai bertemu Prabowo pada Kamis (25/4/2024) pekan lalu.
BACA JUGA: Prabowo Ajak Kelompok Buruh Berjuang Wujudkan Indonesia Emas
Meski Nasdem masuk barisan pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar pada Pemilihan Presiden 2024, Paloh menjelaskan, partainya memutuskan mendukung Prabowo-Gibran atas dasar kepentingan bangsa yang lebih besar.
“Kami semua berkesimpulan, spirit semangat jiwa besar ini modal utama yang kita butuhkan. Berangkat dari sini Nasdem kembali menegaskan mendukung pemerintahan baru, Prabowo-Gibran,” ujar dia.
Surya Paloh mengatakan, partainya menjatuhkan pilihan untuk mendukung Prabowo-Gibran setelah melewati tahap pertimbangan dan kontemplasi yang mendalam mengenai nasib bangsa ke depan. Menurutnya, kekuatan para elite dipersatukan karena tantangan global yang semakin besar.
“Memang ada opsi karena bukan saya yang meminta, tapi kesempatan, dorongan, keinginan, spirit untuk mengajak bersama dengan pemerintahan saya pikir itu lebih baik. Itulah pilihan saya, pilihan Nasdem,” imbuh Surya Paloh.
BACA JUGA: Purnawirawan Harap Prabowo Membawa Indonesia Menjadi Negara Makmur dan Berdaulat
Ketika bertemu Prabowo, Surya Paloh juga menyinggung soal peran partai jika bergabung dengan pemerintah dan oposisi. Baginya, jika bergabung dengan pemerintah, partai butuh keikhlasan hati dan spirit yang mengedepankan obyektifitas namun tetap menjaga daya kritis dan nalar.