Bimata

Pengamat: Beras Bulog Tetap Jadi Primadona Meski HET Naik

BIMATA.ID, Jakarta – Beras Stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) atau dikenal pula dengan beras Bulog dinilai masih tetap menjadi primadona bagi masyarakat meski pemerintah mengerek Harga Eceran Tertinggi (HET) per/Mei 2024.

Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (Aepi), Khudori menyampaikan, hal tersebut lantaran selisih harga dengan beras di pasar, terutama beras premium yang masih cukup tinggi.

Diketahui, beras SPHP merupakan beras jenis premium dengan patahan 5%, yang sebagian besar berasal dari impor.

Baca juga: Beri Semangat Timnas U-23 Indonesia, Prabowo: Bangkit dan Berbuat Yang Terbaik

“Bagi masyarakat, [beras] SPHP dugaan saya masih akan tetap jadi primadona,” kata Khudori kepada awak media, pada Minggu (05/05/2024).

Menurutnya, untuk warga miskin, kelompok ini masih mendapat bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) per/keluarga, dan per/bulan hingga Juni 2024, selain bantuan pangan non tunai dari pemerintah.

Oleh karena itu, dengan adanya penyesuaian HET beras Bulog merupakan konsekuensi dari relaksasi harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras, serta HET beras premium.

Lihat juga: Prabowo Dihadiahi Patung Pangeran Diponegoro dari Hendropriyono

“Kalau terlalu jauh, beras SPHP akan jadi buruan utama banyak warga karena selisihnya harganya amat besar,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menaikkan HPP gabah dan beras mulai 3 April hingga 30 Juni 2024. Regulasi itu tercantum dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia No. 167/2024 tentang Fleksibilitas Harga Pembelian Gabah dan Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah.

Exit mobile version