BIMATA.ID, Jakarta – Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) telah melaporkan utang pemerintah berfluktuasi pada kuartal I 2024.
Terkait hal itu, hingga akhir Maret 2024 nilai hutangnya mencapai Rp 8.262,1 triliun, dengan proyeksi rasio 38,79% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Diketahui, Utang pemerintah pada Maret 2024 menurun dibanding Februari 2024. Dibandingkan, Januari 2024, hutangnya sudah bertambah dari segi nilai maupun rasio, seperti terlihat pada grafik.
Baca juga: Partai Gelora Keberatan Jika PKS Masuk Koalisi Prabowo-Gibran
Sehingga, Kemenkeu menyatakan rasio utang pemerintah masih dalam batas aman.
“Rasio utang per akhir Maret 2024 yang sebesar 38,79 persen terhadap PDB, tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai UU No. 17 Tahun 2003,” kata Kemenkeu dalam laporan APBN Kita edisi April 2024.
Menurut Kemenkeu, per/akhir Maret 2024 utang pemerintah memiliki rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity) sekitar 8 tahun.
Lihat juga: Soal Gelora Tolak PKS Gabung, PBB: Prabowo Lebih Paham
“Selain itu, pemerintah mengutamakan pengadaan utang dengan jangka waktu menengah-panjang dan melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif,” lanjutnya.
Namun, apabila dilihat komposisinya, per/akhir Maret 2024 sebanyak Rp5.947,95 triliun (71,09%) utang pemerintah berupa surat berharga negara (SBN) domestik.
Kemudian Rp1.388,92 triliun (16,97%) berupa SBN valas, dan Rp987,15 triliun (11,95%) merupakan pinjaman.
Simak juga: Prabowo Siap Gaspol Lanjutkan Program Hilirisasi Jokowi