BIMATA.ID, Jakarta- PKB menanggapi keinginan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan menjadi penasihat Presiden ke-8, Prabowo Subianto. PKB menilai, Luhut sebagai figur yang tepat memberikan nasihat kepada Prabowo.
“Beliau sangat senior dalam arti yang sebenarnya. Dan, Pak Prabowo rasanya nggak mungkin meninggalkan Pak Luhut. Jadi ya monggo saja. Sudah pas lah itu,” kata Ketua DPP PKB, Luluk Nur Hamidah kepada RM.id, Selasa (21/5/2024).
BACA JUGA :Bima Arya: PAN Dapat 4 Kursi di Kabinet Prabowo-Gibran
Kendati demikian, menurut Luluk, penentuan kursi menteri merupakan hak prerogatif Presiden. Presiden bebas memilih atau menunjuk siapapun untuk menjadi pembantunya.
“Pak Prabowo mestinya punya pertimbangan sendiri manakala memilih siapapun, termasuk misalkan memilih Pak Luhut sebagai penasihat,” ujar Luluk.
Namun, dia berharap Prabowo tidak salah memilih pembantunya untuk menjalankan roda pemerintahan.
“Keputusan dan tindakan Presiden tentu saja akan dinilai oleh masyarakat atau rakyat pada saatnya nanti. Apakah orang-orang yang dipilih Presiden untuk menempati posisi tertentu adalah orang-orang yang tepat, orang-orang yang tidak akan menjadi beban, dan menjadi gangguan bagi kerja-kerja Presiden,” harap anggota Komisi VI DPR itu.
BACA JUGA: Dukung Pemerintahan Prabowo, Sandiaga Uno Ngaku Tak Tertarik Jadi Menteri
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest), Luhut Binsar Panjaitan mengaku telah menolak ajakan Presiden terpilih Prabowo Subianto sebagai menteri. Kepada Prabowo, Luhut lebih memilih dijatah sebagai penasihat Presiden.
Hal itu Luhut sampaikan usai menghadiri upacara Segara Kerthi yang digelar di Bali, Sabtu (18/5/2024). Kata Luhut, Prabowo pernah meminta kepadanya untuk kembali menduduki kursi menteri. Akan tetapi, Luhut menolak permintaan tersebut.
“Beliau sudah meminta (jadi menteri). Saya tidak (lanjut),” kata Luhut.
Luhut menolak permintaan Prabowo dengan alasan kuat. Karena sejak awal Luhut sudah berjanji kepada dirinya dan keluarganya, untuk tidak lagi disibukkan dengan urusan strategis pemerintahan.
BACA JUGA:Gantikan Sri Mulyani di Pemerintahan Prabowo – Gibran, Ini Tanggapan Wamen BUMN!
“Saya siap membantu sesuai permintaan beliau sebagai penasihat, kalau itu masih diminta,” tambah mantan Menteru Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu.