Laju Ekonomi Bisa Tumbuh 4% – 5% di Jakarta

BIMATA.ID, JAKARTA – Ekonomi DKI Jakarta diperkirakan masih tumbuh sepanjang tahun ini. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta memprediksi perekonomian Jakarta bisa tumbuh 4,80% hingga 5,60% secara tahunan pada tahun ini.

Diketahui, pada tahun lalu, ekonomi dari kota yang segera meninggalkan status ibukota ini tidak sampai 5%. Tepatnya 4,96%.

Proyeksi tersebut didukung dari penyaluran kredit yang tumbuh tinggi sebesar 13% sampai 15%. Dari sisi permintaan, Konsumsi Rumah Tangga (KRT), dan Investasi diperkirakan akan tetap menjadi penggerak perekonomian Jakarta pada tahun 2024.

Baca juga: Prabowo Ungkap Fakta Negara Habiskan 319 T per Tahun Untuk Impor BBM

Menanggapi hal itu, Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta, Arlyana Abubakar menjelaskan, bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga didukung kuatnya keyakinan konsumen, maraknya bisnis konvensi dan event alias Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) serta penyelenggaraan Pemilu (Pilpres, Pileg, dan Pilkada).

“Sedangkan investasi didukung berlanjutnya proyek-proyek strategis, khususnya yang bersifat multi tahun,” ungkap Arlyana di keterangan, Jumat (17/05/2024).

Menurutnya, dari sisi lapangan usaha, prospek pertumbuhan yang meningkat ditopang oleh Lapangan Usaha (LU) perdagangan, jasa keuangan, informasi komunikasi dan industri pengolahan yang tumbuh meningkat.

Lihat juga: Halal Bihalal dan Syukuran Kemenangan Emak-emak dan Perempuan Pendukung Prabowo – Gibran

Kendati demikian, sambungnya, beberapa risiko yang perlu diwaspadai sepanjang tahun 2024 antara lain, perlambatan ekonomi global, meluasnya ketegangan geopolitik serta suku bunga The Fed yang tertahan tinggi. Arlyana menjelaskan, Jakarta perlu terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, dan inflasi yang terkendali.

Maka dari itu, tantangan yang saat ini dihadapi utamanya bersumber dari global berupa tertahannya pertumbuhan ekonomi global, perluasan ketegangan geopolitik dan Kebijakan The Fed yang mempertahankan kebijakan ketat Fed Fund Rate lebih lama (higher for longer).

“Dari sisi nasional, terdapat tantangan terkait anomali cuaca, tantangan struktural pertanian dan momen HBKN dan tahun politik,” katanya.

Simak juga: TKN Prabowo- Gibran Relawan Gatotkaca Gelar Halal Bihalal dan Syukuran

Selain itu, dari sisi Jakarta, terdapat tantangan dan isu yakni, sebagai daerah non produsen, integrasi aglomerasi Jabodetabekpunjur, perpindahan IKN dan status DK Jakarta serta perubahan SBH 2022.

“Terlepas dari berbagai tantangan tersebut ekonomi Jakarta masih akan tumbuh tinggi pada kisaran 4,8 sampai 5,6 persen dan inflasi terkendali dalam sasaran yang lebih rendah 2,5±1 persen pada 2024. Hal ini tidak lepas dari sinergi kebijakan BI dan pemerintah pusat-daerah,” tutupnya.

(Nabil/FAR)

Exit mobile version